Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sarundajang Bebaskan Sandera: Haru Biru Bertemu dengan Keluarga Tercinta

Istri Subandi, Indah, menyatakan harapannya agar suaminya tak lagi bekerja menjadi nelayan. Ia juga berharap agar pihak keluarga

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
ISTIMEWA
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Filipina, Republik Palau dan Republik Kepulauan Marshall Doktor Sinyo Harry Sarundajang saat melakukan kunjungan kerja di Kota Bitung, Kamis (1/3/2018). 

Ia menceritakan tekanan psikologis didapat dari ketidaktentuan nasib mereka berbulan-bulan, ditambah informasi dari keluarga terkait korban penculikan yang bernasib naas.

"Dapat kita bayangkan 20 bulan setiap hari, setiap jam tidak menentu pikiran mereka. Tiba-tiba dipanggil, ternyata dipanggil makan, tiba-tiba dipanggil ternyata mereka hanya bercerita-cerita. Bayangkan 20 bulan dilingkungan yang tidak tentu ada efek psikologis," terangnya.

Ia mengaku meski telah bertemu sejak diserahterimakan ke Indonesia pada Minggu lalu, Sinyo Harry tak banyak mengulik cerita para WNI bersama penyandera. "Pelru dimaklumi, mereka belum banyak bicara setelah dua puluh bulan ditahan," sebut Sinyo Harry.

Selama proses negosiasi, ia menekankan pesan dari Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, yang tak inginkan ada korban selama proses penyelamatan. "Kita kan mendengar informasi ada yang jadi korban sebelumnya. Jangan sampai korban cacat ini diwanti-wanti oleh Bu Menlu, karena itu saya sangat hati-hati," kata Sinyo Harry.

Ia menerangkan ketiga WNI atas nama Hamdan bin Saleng dan Sudarling bin Samansunga asal Selayar serta Subandi bin Sattu asal Bulukumba Sulawesi Selatan, sebelumnya diberikan penyandera ke Gubernur Sulu, Fillipina Selatan dan Komando Militer Mindanau Selatan. "Saya menjemputnya di Sambuaga dan membawa mereka dengan bantuan pesawat Presiden Duterte ke Manila," imbuh Sinyo.

Lebih lanjut, masih ada dua WNI yang diculik kelompok yang diduga Abu Sayyaf di perairan Sabah, Malaysia, pada 11 September lalu. Ia berharap keadaan WNI dalam keadaan baik dan segera dapat dibebaskan. (tribun network/rin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved