Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sarundajang Bebaskan Sandera: Haru Biru Bertemu dengan Keluarga Tercinta

Istri Subandi, Indah, menyatakan harapannya agar suaminya tak lagi bekerja menjadi nelayan. Ia juga berharap agar pihak keluarga

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
ISTIMEWA
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Filipina, Republik Palau dan Republik Kepulauan Marshall Doktor Sinyo Harry Sarundajang saat melakukan kunjungan kerja di Kota Bitung, Kamis (1/3/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Istri Subandi, Indah, menyatakan harapannya agar suaminya  tak lagi bekerja menjadi nelayan. Ia juga berharap agar pihak keluarga lain dapat membantu mencarikan pekerjaan layak untuk suaminya.

Ungkapan yang disampaikan Rudi Wahyudin, perwakilan Keluarga Subandi bin Sattu. Subandi  diculik dan disandera sejak 18 Januari 2017 lalu di perairan Sabah, Malaysia, oleh kelompok Abu Sayyaf. Subandi tak sendiri, ia disandera bersama 2 WNI lain selama 20 bulan dan akhirnya dibebaskan dengan selamat pada Minggu 16 September 2018 lalu.

"Istrinya sempat menyampaikan tolong diperhatikan  suami saya ketika bebas, apa yang harus dilakukan dan dikerjakan setelah kembali ke keluarga," ujar Rudi, di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (18/9).

Bagaimana pun ujar Rudi, keluarga Subandi cukup menderita karena selama 20 bulan tak sama sekali berkomunikasi dengan Subandi dan tak tahu keadaan terkini pria yang memiliki anak satu itu.Diterangkan Rudi, Indah istri Subandi dan Subandi memang telah merantau ke Malaysia beberapa tahun lalu.

Indah sendiri bekerja di sebuah supermarket. "20 bulan ini cukup menderita keluarga (tanpa komunikasi langsung) tapi kami terus cari info ke Kementerian Luar Negeri, bolak balik ke Jakarta," terang Rudi.

Bahkan sejak kejadian disanderanya warga Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, ia mengatakan masyarakat sekitar tak lagi berniat merantau untuk mencari sesuap nasi. "Sebagian besar masyarakat adalah nelayan sejak kejadian Subandi warga sudah tak berniat lagi merantau," ujarnya.

Dengan raut wajah yang tampak lelah dan tegang, Rudi dihadapan awak media menyatakan rasa syukurnya, atas jawaban keadaan Subandi,  kembali dengan selamat dan sehat ke pelukan keluarga. "Jelas kami (keluarga) bersyukur, Subandi sudah bersama keluarga lagi. Selama 20 bulan keluarga sama sekali tak berkomukasi tapi terjawab hari ini," kata Rudi.

Pria asal Bulukumba, Kecamatan Buntu Bahari, Desa Bira, Dusun Lihukaloe, Sulawesi Selatan ini menuturkan, ia harus bolak-balik ke Jakarta untuk terus mencari informasi terkini tentang Subandi. Subandi diterangkan Rudi memang merantau ke Malaysia bersama istrinya yang bernama Indah Subandi, dan memiliki seorang anak.

"Semua informasi hanya dari saya, mencari informasi dari Kementerian Luar Negeri. Keluarga dibatasi cari informasi dari luar agar tidak galau," ujarnya.

Selama lebih dari setahun, ia menyakinkan keluarga agar tetap optimis bahwa Kementerian Luar Negeri berusaha yang terbaik untuk penyelamatan Subandi. "Iya (optimis). Kami menjaga keluarga agar tak dapat info dari luar. Saya terus berkomunikasi dengan Kemlu," kata Rudi.

Ia mewakili keluarga mengucapkan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, Kemenlu RI dan semua pihak yang membantu pembebasan Subandi dan dua WNI lain.

"Selama dua puluh bulan sangat menderita tanpa komunikasi (dengan Subandi), mencari informasi ke Jakarta (Kemenlu), kami ucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada Kemenlu yang terkadang emosi untuk mencari kepastiaan," kata Rudi.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum (PWNI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan, Subandi bin Sattu masuk dan bekerja di Sabah, Malaysia dengan resmi dan legal. Diketahui ada sekitar 6000 WNI yang bekerja di sektor perairan dan penangkapan ikan di Malaysia.  "Semua nelayan ada 13 WNI di Sabah legal, punya izin bekerja dan dapat izin tinggal resmi," sebut Iqbal.

Duta Besar RI untuk Republik Filipina, Sinyo Harry Sarundajang menceritakan 3 WNI yang diculik dan disandera selama 20 bulan di Filipina Selatan sempat mengalami trauma. 3 WNI tersebut diserahkan ke Pemerintah Indonesia dalam keadaan selamat dan sehat pada Minggu 16 September 2018 lalu.

"Alhamdulillah 3 WNI sehat dan walafiat, tidak kurang apapun walaupun dia saya lihat ada tekanan-tekanan psikologi," kata Dubes RI Sinyo.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved