Kisah Pierre Tendean Batal Menikah karena Dibunuh G30S PKI, Ini Sosoknya di Mata Kakak dan Adiknya
Peritiwa kelabu dikenal G30S PKI ini sudah menggores luka yang dalam bagi sesama anak bangsa.
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Banyak kisah menarik dari korban termuda dalam peristiwa G30S tersebut, seperti dituturkan oleh kakaknya Mitzi Farre dan adiknya Ny Roos Jusuf Razak yang pernah dimuat Majalah Intisari edisi September 1989. Berikut kisahnya :
Seandainya Pierre Tendean masih hidup, tahun ini usianya genap lima puluh tahun. Namun, nasib menghendakinya lain. Ia meninggal dalam usia relatif muda.
Kakaknya, Ny. Mitzi Farre, dan adiknya, Ny. Roos Jusuf Razak (sekarang ketua Yayasan Sayap Ibu), tetap menyimpan berbagai kenangan.
Baca: Penerimaan CPNS 2018, Siapkan Dokumen untuk Pendaftaran, Langkah Upload dan Hindari Kesalahan
Antara lain bahwa Pierre Tendean pernah menjadi pengemudi traktor. Reuni SMA di Jakarta .... Seperti umumnya reuni, banyak sekali kenangan manis yang terungkap.
Dalam kegembiraan itu saya juga bertemu dengan teman-teman Pierre dan tiba-tiba saya merasa sedih.
Seandainya Pierre masih ada .... Tapi Pierre sudah lama pergi dan namanya kini dipakai untuk nama jalan.
Ulang tahun ibu
Tanggal 30 September adalah hari ulang tahun ibu kami. Beberapa hari sebelum tanggal 30 September 1965, Pierre memberi tahu ia tidak bisa pulang ke Semarang untuk merayakan hari itu bersama seluruh keluarga, karena ia harus bertugas sampai siang hari.
Pierre adalah salah seorang ajudan Jenderal A.H. Nasution. Ia berjanji akan pulang bersama suami saya keesokan harinya, tanggal 1 Oktober.
Baca: Penerimaan CPNS 2018, Ini Cara Bikin Akun Pendaftaran di Situs sscn.bkn.go.id
Tanggal 1 Oktober 1965, ketika suami saya datang menjemput ke rumah Pak Nas di Jl. Teuku Umar, ia heran sekali karena banyak tentara berjaga-jaga.
Suami saya bahkan ditodong dengan senjata ketika memasuki rumah Pak Nas. Pierre tidak ada. Kata salah seorang penjaga, Pierre dan Pak Nas sedang pergi bertugas.
Jadi suami saya pun pulang sendiri ke Semarang. Begitu penuturan Ny. Roos Jusuf Razak, adik Kapten Anumerta Pierre Tendean.
Ternyata hari itu terjadi suatu kudeta oleh PKI, yang kemudian dikenal sebagai G30S/PKI. Beberapa orang jenderal, dan juga Pierre, menjadi korban keganasan mereka.
Berikut ini cerita kakak Pierre, Mitzi.
Sementara itu kami sekeluarga di Semarang tentu saja resah, karena Jenderal Nasution merupakan salah seorang yang diincar oleh manusia-manusia haus darah itu. Saya berusaha mencari informasi ke sana-kemari.
Pada tanggal 2, 3 dan 4 Oktober radio mulai menyiarkan secara lebih jelas apa yang sebenarnya telah terjadi.
Baca: Penerimaan CPNS 2018, Ini Cara Bikin Akun Pendaftaran di Situs sscn.bkn.go.id