Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ini Cuplikan Sejarah dari Uskup Suwatan Tentang Yubileum 150 Tahun Gereja Katolik

Gereja Katolik Keuskupan Manado merayakan Yubileum 150 tahun Gereja katolik kembali, tumbuh dan berkembang di wilayah Keuskupan Manado

Penulis: | Editor: David_Kusuma
istimewa
kopian isi Surat Daniel Mandagi 

Dalam hal ini saya terpaksa minta kirim sepucuk surat ke Batavia kepada SPT (Sri Paduka Tuan. Red), untuk meminta seorang tuan pastor datang ke Minahasa buat mempermandikan anak saya dan beberapa orang lain. Permintaanku dikabulkan oleh SPT uskup dan pada tanggal 18 September 1868 (kurang jelas, ada coretan) tibalah tuan Pastor tiba di Langowan. Inilah Tuan de Vries.

Di Langowan, tuan Pastor itu menumpang di rumahnya tuan Pendeta Schapman. Pada hari itu Tuan Pastor mengusahakan diri akan bertemu dengan kepala distrik yaitu tuan mayor Thomas Sigar. Dan pada hari itu juga saya dipanggil oleh tuan Pastor ke rumah tumpangannya untuk ketemu. Pertanyaan pertama, kalau betul Daniel Mandagi sudah kirim surat kepada Tuan Uskup untuk meminta seorang tuan Pastor akan datang mempermandikan anaknya.

Saya menjawab "Betul saya sudah kirim surat kepada Tuan Uskup. Dengan segera ditunjukkannya surat itu. Setelah sudah bercerita banyak tentang agama, Tuan Pastor bertanyakan kalau betul anaknya akan dipermandikan. Kata Tuan Pastor, " Besok jam 11 dibuat Korban Misa dan sesudah Misa anak boleh terima S. Permandian.... (halaman 2-3).

Jadi pada hari 19 September (1868) itu, jatuh hari yang pertama dibuat Misa di tanah Minahasa di negeri Langowan, mulai pada jam 11 tengah hari. Sesudah misa diberi Sakramen Permandian kepada anakku Daniel Agustinus Mandagi dan kepada beberapa orang. Sesudah kebaktian jatuh pada jam setengah satu kami pulanglah ke rumah. Tuan pastor katakan sebentar jam tujuh ada lagi dilakukan kumpulan akan diberi pengajaran agama oleh pastor.

Pada malam itu juga kami semua datang pula di rumah tuan Pendeta akan bersembayang menurut agama Katolik. Habis kebaktian malam diberi pengajaran agama. Tuan pastor memberi aturan bahwa kami orang Katolik mesti harus merayakan hari Maha Tuhan. Jadi tuan pastor sudah aturkan tiap-tiap hari Minggu dan hari pesta kami berkumpul di rumah saya Daniel Mandagi akan membuat kebaktian. Kami orang Katolik pada waktu itu ada 14 orang. Apabila sudah selesai kebaktian, dan semua sudah mendengar segala aturan, masing-masing pulanglah ke rumahnya. Melainkan saya ditahan Tuan Pastor. Sebab tuan Pastor suka tahu apa yang dikatakan (pertengahan halaman 5-6).

Demikian kutipan yang berharga dari "Dokumen Bersejarah" catatan tulisan tangan yang dibuat sendiri bapak Daniel Mandagi. Semoga berguna bagi kita, generasi penerus."

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved