Kisah Vladimir Putin, Mantan Agen Rahasia yang Kerap Bunuh Pengkhianat Negara
Vladimir Putin, Presiden Rusia, memiliki sejarah panjang karir Putin yang bermula sebagai seorang agen rahasia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Vladimir Putin, Presiden Rusia, memiliki sejarah panjang karir Putin yang bermula sebagai seorang agen rahasia.
Salah satu batu loncatan Putin adalah bergabung dengan badan intelijen Uni Soviet yang disebut KGB (Komitet Gosudarsstvennoy Bezopasnosti).
Namun, Putin juga dipercaya telah membunuh beberapa agen rahasia KGB yang dianggapnya mengkhianati dirinya serta negara.
Baca: Kisah Kematian Grigori Rasputin, Penyihir yang Mendikte Kekaisaran Rusia pada Awal Abad 20
Putin kecil adalah seorang anak tunggal yang lahir di keluarga kelas pekerja dan telah menyukai novel mata-mata sejak kecil.
Masuk ke KGB juga merupakan cita-citanya sejak dulu.
Selama 17 tahun bekerja di KGB, Putin merupakan agen rahasia tingkat menengah yang bekerja sebagai intelijen asing.
Pengalamannya yang sangat banyak membuat Putin sadar betul adanya gerakan bawah tanah yang mencoba memusuhinya.
Baca: Minum Campuran Bayam, Wortel, dan Lemon, Ternyata Bisa Hilangkan Racun dalam Tubuh
Atas dasar itulah, Putin dicurigai berperan dalam kasus pembunuhan beberapa agen KGB.
Salah satunya adalah Alexander Litvineko, mantan agen KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.
Teh itu diduga memiliki kandungan racun dari zat yang tidak diketahui dan membunuh perlahan-lahan.
Litvineko meminum secangkir teh di sebuah hotel di London pada tahun 2006.
Baca: Pulau Indah yang Jadi Lokasi Ribuan Tentara Jepang Bunuh Diri karena Malu Kalah Perang
Selain Litvineko, ada juga Vladimir Kara-Murza, seorang kritikus dari Kremlin.
Kara-Murza dirawat di rumah sakit setelah keracunan.
Istrinya hanya menyebutnya sebagai 'zat racun yang tidak terdefinisi' tapi tidak tahu pasti dari mana asalnya.
Kasus Kara-Murza ini terjadi dua kali, tahun 2015 dan di awal 2017.
Baca: 8 Cara untuk Bertahan Hidup dari Bencana Alam
Dokter telah mengatakan bahwa Kara-Murza tidak akan selamat apabila diracun untuk ketiga kalinya.
The New York Times mencatat bahwa Uni Soviet menggunakan taktir serupa untuk secara diam-diam untuk membungkam lawan.
Skema yang dilakukan hampir selalu sama, yaitu meracuni dengan zat misterius orang-orang yang dianggap dapat menjegal langkah Putin.
Pembunuhan seperti itu harus dilakukan oleh agen-agen khusus dengan tingkat keterampilan yang di atas rata-rata.
Berhadapan dengan agen seperti itu tentu membuat banyak orang memilih pergi jauh-jauh dari urusan yang melibatkan Putin.
Menurut Mark Galeotti, seorang profesor di Universitas New York, agen-agen itu adalah aset negara.
Secara tidak langsung, dengan kemampuan intelijen yang kuat, Putin mengajari ilmu-ilmu khusus pada agen yang merupakan aset negara.
Baca: Tanggapan Ahok tentang Kabar Rencana Pernikahannya dengan Polwan Ajudan Veronica Tan
Jangankan pada agen pengkhianat, Putin juga memasang tanda kekuatannya pada lawan-lawannya.
Baca Juga : Dolar Diprediksi akan Kehilangan Kekuatannya Tahun 2025, Mata Uang ini yang Akan Menggantikannya
Putin kerap menjatuhkan sanksi terhadap jurnalis yang tulisan-tulisannya berbahaya.
Dia juga suka menggunakan taktik intimidasi untuk menggoyahkan lawan-lawannya.
Baca: Fakta Kelam Hidup Anatoly Moskvin, si Penjarah 750 Kuburan dan Kolektor Mayat
Putin tidak segan mengatur kasus dan membuat musuhnya dipenjarakan tanpa dia terlihat bersalah.
Berangkat dari masa lalunya, tidak heran kini Putin ditakuti banyak orang.