8 Cara untuk Bertahan Hidup dari Bencana Alam
para peneliti, dengan adanya kenaikan suhu di darat maupun laut, bencana alam mungkin semakin buruk ke depannya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ratusan hingga ribuan orang tewas akibat peristiwa bencana alam.
Dan menurut para peneliti, dengan adanya kenaikan suhu di darat maupun laut, bencana alam mungkin semakin buruk ke depannya.
Berikut sepuluh cara yang bisa dilakukan agar tetap aman selama bencana terjadi:
Baca: Tanggapan Ahok tentang Kabar Rencana Pernikahannya dengan Polwan Ajudan Veronica Tan
1. Hindari menggunakan air terkontaminasi
Air minum mungkin tidak bisa digunakan lagi setelah bencana alam, terutama ketika banjir. Air bersih akan terkontaminasi oleh berbagai senyawa, kotoran manusia serta ternak.
Pada saat itu, Anda hanya boleh menggunakan air kemasan untuk minum, memasak, dan membersihkan diri.
Cara aman lainnya adalah dengan merebus air sebelum menggunakannya. Dengan begitu, bakteri dan parasit penyebab penyakit bisa dimusnahkan. Jika memasak air tidak memungkinkan, gunakan disinfektan seperti klorin atau yodium.
Namun, perlu diingat bahwa air yang terlanjur terkontaminasi bahan kimia beracun tidak akan pernah aman untuk digunakan sekalipun telah direbus atau memakai dsinfektan.
Baca: Fakta Kelam Hidup Anatoly Moskvin, si Penjarah 750 Kuburan dan Kolektor Mayat
2. Kurangi produksi keringat
Jika Anda kehabisan air, maka cara terbaik yang harus dilakukan adalah mengurangi produksi keringat.
Dalam sebuah wawancara dengan National Geographic, Jeff Masters, pendiri Weather Underground, menyarankan untuk menghindari aktivitas berat dan berlindung dari sinar Matahari.
Masters mengatakan, korban bencana juga perlu menutupi kulitnya dengan pakaian ‘ringan’ yang memperlambat evaporasi.
Selain itu, mengenakan topi, kacamata dan sarung tangan bisa membantu menghindari paparan Matahari.
Baca: Inilah Proses Hukuman Mati yang Mengerikan di Jepang
3. Simpan makanan yang tahan lama
Pemadaman listrik bisa berlangsung selama beberapa hari saat bencana alam. Jadi, pastikan Anda memiliki stok makanan kaleng atau makanan kering yang tidak memerlukan kulkas.