Uang Ekspor Tambang Harus Balik ke RI, Jokowi: Faktor Eksternal Bertubi-tubi
Nilai tukar rupaiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian mendekati Rp 15 ribu per dolar. Namun Presiden Joko Widodo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupaiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian mendekati Rp 15 ribu per dolar. Namun Presiden Joko Widodo menyatakan pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS bukan hanya dialami rupiah saja, tetapi juga mata uang negara lain.
"Tidak hanya negara kita yang terkena pelemahan kurs, tidak hanya Indonesia," ujar Jokowi ketika ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9). Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS), perang dagang antara China-AS, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.
"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi. Untuk menguatkan rupiah kembali, kata Jokowi, pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, dan para pelaku usaha.
"Saya kira koordinasi yang kuat ini menjadi kunci, sehingga jalannya itu segaris semuanya," papar Jokowi. Ia memberikan target kepada jajarannya untuk segera memperbaiki transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor dan investasi di dalam negeri. Saat ini defisit transaksi berjalan mencapai 3 persen.
"Investasi dan ekspor yang meningkat, kita bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan. Kalau ini selesai, akan menyelesaikan semuanya. Target sudah saya berikan agar dalam satu tahun, betul-betul ada perubahan terkait defisit transaksi berjalan," sambung Jokowi.
Beberapa upaya memperbaiki defisit transaksi berjalan, kata Jokowi, antara lain diterapkannya 20 persen biodisel atau B20. Langkah ini dinyakini dapat mengurangi impor minyak cukup besar.
"Kemudian kalau CPO (crude palm oil) kita pakai sendiri untuk B20, suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik," ucap Jokowi. Selain itu, pemerintah juga mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di BUMN maupun perusahaan swasta.
"Ini saya sampaikan kepada kementerian, baik ke swasta maupun kepada BUMN agar lokal konten diperhatikan. Kalau bisa pakai semua komponen dalam negeri, ada penghematan 2 miliar dolar AS sampai 3 miliar dolar AS," papar Jokowi.
Sedang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengingatkan kepada para pengusaha mineral dan batu bara (minerba) untuk menyimpan uang hasil ekspor di Indonesia. Imbauan tersebut untuk menambah cadangan devisa negara akibat adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Jonan menegaskan para pengusaha harus membawa pulang kembali uangnya ke tanah air karena tidak ada tambang yang dimiliki para pengusaha. Mereka hanya mendapatkan izin usaha.
"Baik dalam UU Minerba atau Migas, tidak ada tambang dalam bentuk apapun yang dimiliki oleh privat atau swasta. Semua dimiliki negara. Yang punya itu izin usaha, kalau ekspor uang harus kembali. Kalau parkir di luar negeri, tidak bisa dimanfaatkan untuk dalam negeri," kata Jonan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.
Ada sanksi
Jika ingin menyimpan di luar negeri, harus disimpan di bank nasional yang memiliki cabang di luar negeri. Diizinkan juga para pengusaha menyimpan dalam mata uang dolar atau valuta asing lainnya, asalkan disimpan di Indonesia.
"Hasil ekspornya 100 persen kembali ke indonesia, boleh dalam bentuk dolar AS atau bisa ditempatkan di bank-bank BUMN di luar negeri. Kan ada BNI di Hongkong," ungkap Jonan.
Untuk memantapkan langkah tersebut pemerintah juga akan membuat letter of credit (L/C) yang akan dirancang Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan serta Bank Indonesia. Tujuannya untuk memperlancar arus barang.
"Kami akan terapkan peraturan, ekspor semua harus pakai LC dari Kemenkeu dan Kemendag," kata Jonan. Kalau tidak menuruti aturan tersebut sanksi berupa pengurangan jumlah ekspor akan diberlakukan.
"Kalau uang hasil ekspor tidak kembali akan ada sanksi. Jangan hasil alam kita ekspor uang tidak kembali ke sini," ujar Jonan.

Rupiah Menguat saat Kampanye Pilpres
DI tengah kegalauan terhadap nilai tukar rupaiah terhadap dolar AS, pengamat ekonomi Internasional sekaligus President and Group Head ASEAN International Advocacy, Shanti Ramchand Shamdasani, memberi prediksi optimistik.
Ia memperkirakan laju rupiah akan berada di kisaran Rp 14.700 hingga Rp 15.000. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga akan diprediksikan akan menguat kembali di akhir tahun, yaitu Rp 13.000 per dolar.
"Akan stabil di Rp 14.700 sampai Rp 15.000 dan bisa lebih turun juga ke Rp 13.000 di akhir tahun," kata Santi saat menggelar jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (5/9). Penguatan rupiah di akhir tahun itu dikarenakan tingginya perputaran uang karena ada libur Natal dan tahun baru.
Selain itu faktor dimulainya kampanye pemilihan presiden (pilpres) dan wakil presiden juga dinilai akan meningkatkan ekonomi negara karena peningkatan pembelian logistik kampanye seperti kaus, spanduk, hingga stiker.
"Alasannya ada spending, ada suntikan dana yang bantu ekonomi riil. Kampanye sudah mulai, itu jalan semua, spanduk, steaker, kaus. Jadi uang berputar. Yang kita ingin kan perputaran uang," ungkap Shanti.
Untuk menjaga ekonomi nasional, Santi menyarankan agar masyarakat membantu membelanjakan uang sehingga transaksi terus berjalan. Sedangkan untuk pemerintah disarankan untuk membuat batasan penukaran uang jika ada yang ingin menukar rupiah ke dolar AS.
"Belanjakan uang Anda. Kalau orang menahan duit, maka tidak berputar. Orang juga punya penghasilan buat belanja. Harus ada kerjaan. Ini harus ada ekonomi riil. Pemerintah keluarkan UU dalam sehari dolar tidak boleh dalam jumlah sekian," ucap Shanti.
Perhatian terhadap kondisi rupiah juga disampaikan bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Ia mengaku mendapatkan pesan dari Prabowo Subianto untuk mengumpulkan mitra partai koalisi pada pekan ini.
Adapun agendanya, menurut Sandiaga, adalah membahas kondisi ekonomi Indonesia yang semakin mengkhawatirkan, termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Pak Prabowo baru tadi menitipkan pesan ke saya, kami akan panggil minggu ini perwakilan dari mitra koalisi. Kami akan membahas keadaan ekonomi yang sudah dalam tahap sangat mengkhawatirkan," ujarSandiaga, di Jl Kertanegara, Jakarta, Selasa malam.
Menurut Sandiaga, terus melemahnya ekonomi Indonesia sudah diprediksi sejak 4 tahun lalu oleh Prabowo. Namun Sandiaga mengatakan, Prabowo tidak ingin menyalahkan siapapun.
"Jadi, harapan Pak Prabowo tentu tidak saling menyalahkan tapi ini sebuah hal yang sudah diprediksi empat tahun lalu oleh beliau," katanya.
Adapun melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, menurut Sandiaga, karena reformasi struktural di bidang ekonomi tidak dilakukan secara tepat. Selain, menurutnya, terdapat kebocoran dalam APBN Indonesia.
"Karena ada kebocoran, ekonomi kita tidak terjadi reformasi struktural yang tepat, biaya-biaya akan meningkat secara tajam dan hasil ekspor tetap di dolar AS, tidak dikonversi ke rupiah, dan sebagainya," katanya. Pertemuan akan dilakukan setelah Prabowo mengunjungi korban gempa Lombok, NTB, dan bersilaturahmi ke Jawa Timur.

Wiranto Tetap Optimistis
Wiranto, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), berang karena pemerintah terus didesak-desak dan disudutkan terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Ya pemerintah nggak usah didesak-desak ya, pemerintah itu tahu apa yang dihadapi. Kami juga tahu apa yang seharusnya dilakukan," ujar Wiranto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9).
Wiranto mengatakan dalam sidang kabinet terbatas, masalah dan kemampuan ekonomi Indonesia selalu dibahas. Begitu pula bagaimana cara mengatasi masalah-masalah ekonomi, terutama yang besentuhan langsung dengan masyarakat.
"Walau memang tidak bisa kita pungkiri pengaruh ekonomi global sangat kuat sekali. Tapi tentunya pemerintah selalu ingin kita mampu mengatasi masalah-masalah yang diakibatkan ekonomi global itu," katanya.
Wiranto mengatakan saat ini kondisi ekonomi global kondisinya tidak menguntungkan Indonesia. Namun, Wiranto enggan memaparkan lebih lanjut, karena hal itu merupakan ranahnya para menteri bidang perekonomian.
Ia meyakini Indonesia mampu menghadapi kondisi itu. "Saya selalu optimis kita mampu mengatasi berbagai masalah ekonomi dalam negeri," ucapnya.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku prihatin terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Sangat prihatin. Sangat-sangat prihatin," ujar Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan.
Menurut Syarief bila rupiah terus melemah dan tidak terkendali, akan terjadi krisis ekonomi. "Kalau ini berkelanjutan akan terjadi lagi krisis yang parah terhadap ekonomi kita," katanya.
Ia mengingatkan bahwa krisis ekonomi akan berdampak langsung kepada masyarakat, karena harga harga kebutuhan pokok melonjak. "Kalau itu terjadi, dapat dipastikan daya beli rakyat semakin tergerus. Iflasi semakin tinggi dan harga-harga semakin melonjak," katanya. (tribunnetwork/fik)
(tribunnetwork/fia/fik)