Nasib Letkol Untung Usai G 30S Gagal, Tidak Sengaja Ketemu 2 Anggota Armed, Begini Nasibnya!
Untung merupakan Komandan Kompi Batalyon 454 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, Alimin....
"Kita jangan melupakan sejarah, tapi kita juga jangan melupakan apa yang terjadi sekarang ini, seperti korupsi dan masalah lain yang lebih penting," ucapnya.
Menyinggung adanya diskriminasi atau perhatian khusus bagi keluarga beserta keturunan para aktivis dan simpatisan PKI, Din mengatakan keluarga korban sepatutnya mendapatkan hak dan kedudukan yang sama layaknya warga negara lainnya.
"Anak-anak keluarga keturunan PKI apalagi yang terlibat, tidak seyogyanya mewariskan dosa atau kesalahan orang tuanya. Oleh karenanya, tidak perlu kesalahan dan tuduhan itu dialamatkan pada generasi penerusnya," katanya.
"Bapak Saya Ditembak, Diseret, Dibawa Pergi"
Kamis (21/9/2017) siang, Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI Ahmad Yani tiba-tiba ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
Museum yang terletak di Jalan Lembang nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat ini memang menjadi tempat bersejarah dimana Jenderal Ahmad Yani di tembak oleh pasukan Tjakrabirawa pada 1 Oktober 1965.
Tepat di halaman depan museum yang dulunya kediaman Jenderal Ahmad Yani, sang putra Bungsu yakni Eddy Yani tengah bercerita kepada para pengunjung museum tentang peristiwa kelam tersebut.
"Ini Bapak Eddy yang difilm G 30S PKI yang masih kecil itu ya. Bapak berarti yang menyaksikan langsung Pak Jenderal Ahmad Yani ditembak dan diculik oleh pasukan Tjakrabirawa ya?" tanya salah satu pengunjung.
"Iya benar bu. Saya yang menyaksikan langsung bapak ditembak, diseret dibawa pergi," jawab Eddy Yani.
Eddy yang saat itu berumur 7 tahun memang menyaksikan secara langsung peristiwa penembakan ayahnya, tepat pukul 04.35 WIB.
Eddy pula yang membangunkan Jenderal Ahmad Yani sesaat sebelum peristiwa berdarah itu terjadi.
Mendengar cerita Eddy, salah satu pengunjung bahkan membayangkan terjadinya peristiwa tersebut.
Bahkan, raut wajahnya sampai ditutupi dengan tangan.
"Ya Allah.. kejam sekali mereka ya, Pak," ucap pengunjung lainnya.
Sementara itu, Kasyono, warga Serang, Banten, sengaja mengajak istri beserta ketiga anaknya untuk mengunjungi museum bersejarah Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani.