Mafia St Petersburg Rusia yang Tak Gentar Lakukan 'Jual-Beli' Nyawa, Ini Kisahnya
Kejahatan terorganisasi telah memegang kendali roda perekonamian Kota St. Petersburg, Rusia yang kaya dengan bangunan bersejarah.
Setelah negara terpecah-pecah, buyar pula segala mimpi para atetnya, yang langsung jadi pengangguran.
Kini dengan kerja "irit" ia bisa menikmari hidup dengan amat layak.
Memiliki tempat rekreasi berupa kompleks istal lengkap dengan arena melatih kuda.
Namun ada bangunan beton kecil tak berjendela yang unik di salah satu sudutnya. Sebuah penjara.
Mafia memang tidak mengenal basa-basi. Satu kali membuat mereka marah, penjara atau pelumpuhan anggota badan ganjarannya.
Baca: Pasukan Vietnam Ini Mengerikan dan Selalu Telanjang saat Berperang
Dua kali membuat mereka marah, nyawa bayarannya. Namun hal ini telah disadari oleh orang Rusia.
Mereka amat paham, kekuasaan kejahatan terorganisasi telah melampaui jangkauan tangan yang pernah dimiliki pemerintah komunis.
Sasha berkilah, "Kami hanya mengambil 10 - 20% dari keuntungan perusahaan yang kami masuki. Kami menjamin keamanannya. Sedangkan pemerintah? Mereka menetapkan pajak sampai 90%, tanpa memberi perlindungan apa-apa."
Sementara itu unit pemberantas kejahatan terorganisasi di Departemen 5 kepolisian, bertugas memantau semuanya di bawah pimpinan Nikolai Aulov.
Sang komandan memimpin sekurang-kurangnya 4 penggrebekan dalam seminggu.
"Hampir semua bisnis mempunyai hubungan langsung dengan mafia, bahkan perusahaan lama sekalipun," katanya.
Banyak ciri komunisme yang mirip dengan kejahatan terorganisasi: hukuman mati, penyitaan tidak legal atau intimidasi.
Ketika sistem komunisme terjungkal bentuk kejahatan itu di"swasta"kan. Namun kejahatan swasta justru lebih agresif.
Baca: Pasukan Vietnam Ini Mengerikan dan Selalu Telanjang saat Berperang
Gagal