Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kaka Slank Dukung Penyelamatan Pulau Bangka dari Tambang Bijih Besi, Begini Tanggapan PT MMP

Kaka Slank terus memberikan dukungan terhadap upaya penyelamatan Pulau Bangka, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
Kaka Slank saat memetik gitar dan bernyanyi bersama warga Pulau Bangka pada Agustus 2017 silam (kiri), dan saat tiga personel Slank, Kaka, Bimbim dan Ivan tiba di Kota Manado, Senin (03/09/2018) siang. 

"Khususnya generasi muda untuk sadar lingkungan agar tidak merusak karang," kata dia.

Banyak cara bisa dilakukan, misalnya mengurangi konsumsi plastik, mengkampanyekan spot-spot terumbu karang yang baik untuk dijelajahi dan dipertahankan.

"Tentu saja dilakukan dengan bertanggung jawab,  tanpa meninggalkan kerusakan, mengambil dan menyebarkan pesona keindahannya," ujar Kaka.

Baca: 5 Fakta Menarik tentang Gunung Everest, Sebenarnya Bukan Tertinggi di Dunia

Baca: Sidang Kasus Pemecah Ombak, Bupati Minut Kembali Tak Hadir, Mantan Kapolres Manado Bantah Terlibat

Pulau Bangka menjadi tempat pelaksanaan gerakan penyelamatan terumbu karang Indonesia di kegiatan Coral Day bukan hanya karena potensi wisata lautnya yang besar, namun ancamannya yang juga tinggi.

Diharapkan dimulai dari Coral Day, masyarakat Bangka, wisatawan, turis, media, sekolah, pemerintah dan semua pihak, dapat bersatu dalam gerakan menyelamatkan Bangka.

“Potensi pariwisata Bangka makin meningkat jadi kita semua harus bangkit bersama Bangka sebagai pulau kecil harus diselamatkan dari menangkal ancaman penjarahan pengrusakan karang sampai beroperasinya pertambangan yang berdampak ke laut," kata dia.

Menurut Kaka Slank, bila terumbu karang mati karena tertutup lumpur maka modal pariwisata akan hilang.

Vokalis Grup Band Slank, Kaka nampak menikmati menyeruput kopi di Rumah Kopi tepi pantai Pulau Bangka di ajang Coral Day, Jumat (20/10/2017).
Vokalis Grup Band Slank, Kaka nampak menikmati menyeruput kopi di Rumah Kopi tepi pantai Pulau Bangka di ajang Coral Day, Jumat (20/10/2017). (TRIBUNMANADO/RYO NOOR)

Aktivitivis SBI, Jull Takaliuang mengatakan, konferensi pers tersebut menyangkut pelanggaran-pelanggaran hukum PT MMP pasca putusan kasasi MA yang diikuti pencabutan IUP OP PT MMP di Pulau Bangka oleh menteri ESDM.

 
Putusan hukum tersebut searah dengan bangkitnya pariwisata Sulut.

Akan tetapi, kata Jull, belum terlihat sikap tegas pemerintah.

Hal ini, menciptakan keadaan seolah-olah masih ada peluang bagi pertambangan di Pulau Bangka.

Baca: Inilah 5 Manfaat Tidur Telanjang, di Antaranya Membantu Kehidupan Seksual

Baca: Simak 5 Fakta Indonesia di Asian Games 2018

"Sehingga kami merasa perlu mendorong dan mengingatkan pemerintah baik pusat maupun daerah (Sulut) bahwa permasalahan hukum perizinan tambang PT MMP telah tuntas dan Menteri ESDM telah mencabut izinnya," kata Jull.

Sekarang yang jadi pokok persoalan adalah pulau Bangka terlanjur dirusak oleh PT MMP.

Koalisi SBI pun mendesak agar hukum ditegakkan dalam kasus ini dan pemulihan pulau Bangka segera dilakukan.

"Tuntutan penegakan hukum ini juga termasuk dengan pencemaran nama baik para aktivis yang telah dilaporkan ke Polda Sulut," jelas Jull.

Kaka Slank diging di Batu Tiga Pulau Bangka
Kaka Slank diging di Batu Tiga Pulau Bangka (TRIBUNMANADO/RYO NOOR)
Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved