Renungan Minggu
Firman Allah Menjadikan Orang Lebih Baik Hati
Bila sebagian orang Yahudi di Tesalonika menutup diri terhadap Injil, maka orang-orang Yahudi di Berea sebaliknya.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Alexander Pattyranie
Renungan Minggu oleh:
Oleh Pdt Jesiliati B Kontu STh
Pendeta Jemaat GMIM Eirene Kema 1 Wilayah Kema
Kisah Para Rasul 17:10-15
SHALOM... Damai di hati... Bila sebagian orang Yahudi di Tesalonika menutup diri terhadap Injil sehingga mereka membenci kekristenan (kis 17:1-9), maka orang-orang Yahudi di Berea sebaliknya.
Mereka memang tidak langsung percaya, namun mereka tidak menolak.
Mereka justru menyelidiki Perjanjian Lama untuk mengetahui apakah ajaran Paulus benar (ayat 11) Kebenaran tentang Yesus dalam Injil mereka terima sehingga pertobatan pun terjadi (ayat 12a).
Mereka bersediaan menerima Injil dan bersaksi bagi orang-orang non Yahudi.
Yang pada akhirnya orang-orang nonyahudi pun menjadi percaya dan bertobat (ayat 12b).
Tapi sukacita ini terusik oleh perbuatan beberapa orang yahudi di Tesalonika yang tidak mau menerima injil.
Mereka mempengaruhi dan mengacaukan pikiran penduduk Berea agar menaruh curiga akan maksud Paulus memberitakan Injil (ayat 13).
Mungkin orang percaya Berea mengetahui peristiwa di Tesalonika, (ayat 1-9) sehingga mereka pun mengungsikan Paulus.
Paulus akhirnya meninggalkan Berea, namun Silas dan Timotius tetap tinggal untuk membina kerohanian mereka (ayat 14).
Ini membuktikan kesungguhan hati orang percaya Berea yang rindu untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Orang-orang Yahudi di Berea tidak cepat berprasangka buruk kepada para Rasul, melainkan menunjukkan keterbukaan, bersikap ramah dan baik hati.
Mereka dipenuhi keinginan untuk selalu berdoa dan membaca Kitab Suci.
Yang pada akhirnya membentuk pribadi mereka menjadi orang lebih baik hati dan hidup rendah hati 1 dengan yang lain, bahkan mereka mampu mengendalikan diri dan tetap kuat dan tidak ragu meski ada rintangan hasutan yang menggoyahkan iman mereka. Jemaat di Berea pun dengan sigap mengambil keputusan yang benar.
Membawa Paulus ke pelabuhan bukan karna mau melarikan Paulus, melainkan agar injil dapat diberitakan di banyak tempat.
Saudara, yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus Kristus dari bacaan ini, kita belajar bahwa pelayanan pemberitaan Injil tidak pernah sia-sia.
Walaupun selalu ada hal-hal yang membuat pelayanan itu menjadi berat dan berisiko.
Banyak yang akan menerima tetapi tidak sedikit juga yang akan menolak.
Tetaplah semangat menyampaikan injil.
Rajinlah membaca dan memahami Firman Tuhan, teruslah mengandalkan Tuhan, jadilah pribadi yang baik dalam bertutur dan berperilaku.
Bangun spiritualitas yang kuat.
Sehingga dalam perkembangan dunia ini dapat kita manfaatkan dengan baik.
Loyal, jujur, ramah, peduli bukan hanya sekedar di media sosial, melainkan tetap pula memelihara kehangatan dalam lingkup keluarga dan sesama.
Jemaat di Berea menjadi pribadi yang lebih baik dengan menerima injil.
Maka kitapun disaat ini menyadari bahwa oleh karena kasih Kristus kita telah diberkati.
Marilah pula kita jadi berkat.
Hidup baik hati, baku-baku bae deng sesama, baku-baku sayang deng keluarga, hidup damai.
Dengan berkehidupan yang baik kita percaya Injil mampu kita wartakan dimana saja kita berkarya. Tuhan pasti menolong.
Amin.
(Tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere)