Mayat di Kaki Dian
Polres Minut Masih Enggan Jelaskan Kasus Kematian Sofianti, Ada Apa?
Kapolres Minahasa Utara AKBP Alfaris Pattiwael masih enggan menyampaikan penyebab kematian korban tersebut
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
Mereka tak menyangka jika teman mereka tersebut sudah meninggal dunia.
"Kami kira dia hanya pergi ke mana, ternyata sudah meninggal," katanya.
Via teringat saat mereka bermain bersama waktu masih SD."Dia tidak pernah membedakan temannya,makanya saya senang berteman dengan dia," tuturnya.
Martha Diamanti juga teman seangkatan mengaku sangat kehilangan sahabatnya tersebut.
"Sofianti sangat baik, suka menyapa, dan sering bercanda dengan kami," katanya.
Mereka kebanyakan tak percaya kejadian tersebut merenggut nyawa sahabat mereka tersebut.
"Kami sangat kehilangan sekali, tidak ada lagi yang membuat kami selalu tertawa, tidak ada lagi yang senang tarik kemeja, tarik tas, tarik dasi kami," ujarnya sembari meneteskan air mata.
Ia bahkan tak tega melihat peti jenazah sahabatnya tersebut.
"Pernah pada 2016 kami ikut gerak jalan, kami rebutan air. Bahkan saat ulang tahun dia bilang supaya jangan lupa kalau sudah selesai sekolah," jelasnya.
Para guru Sofianti di SMP Negeri I Kalawat juga merasa kehilangan murid mereka.
"Kami kaget mendengar kabar itu, sehingga kami langsung kemari," jelasnya.
Sebab saat kejadian, sementara libur kenaikan kelas.
"Itu pas libur panjang makanya kami baru tahu saat masuk sekolah," kata Olga Kalangi guru SMP Negeri I Kalawat.
Ia mengatakan, bahwa Sofianti sudah tercatat sebagai siswi kelas sembilan, lantaran sudah naik kelas.
Raport milik Sofianti diserahkan ke orang tua, juga sekolah menyerahkan sumbangan duka dari sekolah.