Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemakai Uang Elektronik Bertambah

Pengguna uang elektronik di Indonesia semakin meningkat di Indonesia. Beberapa pelaku akan meningkatkan layanan.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
NET
Ilustrasi 

Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe sependapat. "Dengan banyak kegiatan kampanye, permintaan terhadap produk konsumer, termasuk rokok, akan meningkat," kata dia, Minggu (12/8).

Begitu pula kebutuhan telekomunikasi dan akses media massa. Di sektor media, Kiswoyo merekomendasikan MNCN dan SCMA. Pada sektor konsumer yang menarik, seperti UNVR, INDF, ICBP, MYOR dan ROTI. Lalu, saham rokok yang menarik adalah HMSP dan GGRM.

Kiswoyo memperkirakan, harga saham-saham itu bisa naik 10%-20% hingga pilpres tahun depan, "Semua saham-saham itu bisa dibeli, masih murah," saran dia.

Sedangkan, Hartanto merekomendasikan SCMA dan VIVA. Target harga akhir tahun SCMA di Rp 2.500 dan VIVA Rp 300.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menambahkan, secara historikal, saham sektor ritel juga naik signifikan saat pilpres. Selain itu, sektor-sektor yang terkait dengan program yang diusung capres juga berpeluang menguat.

Contohnya, kebijakan pemanfaatan energi biodesel yang digagas Jokowi dan program pembangunan infrastruktur akan berdampak positif pada saham CPO dan konstruksi. "Terlebih jika publik dominan terhadap pasangan calon tersebut,"
papar dia.

William Hartanto merekomendasikan beli saham TBLA dan WSKT. Target harga jangka panjang TBLA di level Rp 1.700 per saham dan target WSKT di level Rp 4.000 per saham.

Indeks saham
Indeks saham (kontan)

Hanya Efek Jangka Pendek

sejumlah saham di bursa domestik berkorelasi dengan kontestan pilpres 2019. Sebut saja, Sandiaga memiliki saham SRTG, MPMX, DGIK, ADRO, dan NRCA. Adapun petahana Joko Widodo identik dengan saham konstruksi dan infrastruktur karena terkait dengan program kerjanya.

Menurut William Hartanto, analis Panin Sekuritas, mengacu pada kemenangan Sandiaga pada pilgub 2017, saham-saham yang terkait dengannya hanya menguat sepekan. "Jadi, dampak kali ini tidak besar, apalagi posisinya sebagai cawapres," kata dia.

Saham yang identik dengan Jokowi juga akan berefek jangka pendek. Sebab, masih ada pekerjaan rumah terkait penyelesaian pembangunan dan cash flow BUMN konstruksi yang negatif.

Hartanto merekomendasikan wait and see saham-saham terkait Sandiaga. Sedangkan, jangka pendek masih bisa trading saham-saham konstruksi BUMN karena sudah masuk uptrend.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menyarankan investor perlu mencermati fundamental, bukan sekadar efek pilpres. Jika saham naik, namun fundamentalnya tidak kuat, maka tidak akan berpengaruh signifikan. Jangan pula tergesa-gesa masuk, karena arah politik belum stabil.  (Willem Kurniawan Lombu, Krisantus de Rosari Binsasi/Ferrika Sari)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved