Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Lombok, Ada Perbedaan Data Korban, BNPB Mengaku Hati-hati

Gempa Lombok, Ada Perbedaan Data Korban, BNPB Mengaku Hati-hati dalam melakukan....

Editor:
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan pers terkait gempa bermagnitudo 7 Lombok. Konferensi pers digelar di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) 

TRIBUNMANADO.CO.IDGempa Lombok, Ada Perbedaan Data Korban, BNPB Mengaku Hati-hati

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) meminta masyarakat untuk memercayakan informasi terkait data korban ataupun kerusakan akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dirilis oleh pihaknya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, data dampak bencana yang diakui oleh pemerintah bersumber dari BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Oleh sebab itu, keabsahan data menjadi prioritas bagi BNPB. Sebab, identitas yang valid dibutuhkan menyangkut santunan dukacita bagi ahli waris korban dari pemerintah.

Baca: Demokrat Manado Sesalkan Keputusan KPU Eliminasi Darmawati Dareho

Baca: Peluang Jadi Cawapres Prabowo, Sandiaga Uno Bungkam Ngomong Politik

Baca: Capres dan Cawapres 2019 - Inisial M Menguat, Sosok Mahfud MD Jadi Sorotan Damping Jokowi

Sutopo mengakui bahwa dampaknya terlihat pada proses penyampaian yang memang cenderung lamban.

"Penyampaian data korban bencana bukan soal cepat-cepatan tetapi adalah kehati-hatian untuk menjamin data tersebut benar," kata Sutopo dalam rilisnya, Rabu (8/8/2018).

"Seringkali data yang keluar dari BNPB dan BPBD lambat dibanding data lain, sebab perlu verifikasi agar valid," ujar dia.

Tanggapan Sutopo tersebut disampaikan terkait perbedaan data jumlah korban dari berbagai institusi terkait gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya, menurut Sutopo, ada informasi bahwa TNI merilis data korban meninggal dunia sebanyak 381 orang, per Rabu (8/8/2018) pukul 15.00 Wita.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Muhammad Zainul Majdi dan Basarnas menyebutkan 226 orang yang meninggal dunia.

Padahal, data terakhir menurut BNPB per Rabu (8/8/2018) pukul 12.00 WIB, terdapat 131 korban meninggal dunia.

Perbedaan juga terlihat pada data jumlah korban yang mengalami luka berat. TNI menyebutkan 672 orang yang menderita luka berat. Di sisi lain, BNPB mencatat sejumlah 1.477 yang mengalami luka berat.

Terkait penderita luka ringan, TNI mendata sebanyak 361 orang. Sementara, BNPB mengakui pihaknya belum memiliki data valid terkait kategori penderita ini karena jumlahnya yang sangat banyak.

Pengungsi yang terdata oleh TNI yaitu 270.168 orang. Lain halnya dengan BNPB yang mencatat terdapat 156.003 pengungsi.

Data lain yang berbeda adalah jumlah rumah yang rusak. TNI mendapati 22.721 unit yang mengalami kerusakan. Tetapi, BNPB mencatat rumah yang rusak mencapai 42.239 unit.

Baca: (VIDEO) Indonesia Vs Malaysia AFF U-16: Garuda Muda Latihan Penalti

Baca: Arab Saudi Terapkan Hukuman Salib, Seorang Pria Myanmar Dieksekusi

Baca: Olly Serahkan Cawapres ke Jokowi: Risiko Prabowo-AHY, Jagokan Mahfud

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved