Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BRI Cetak Laba Bersih Rp 14,93 Triliun di Semester I

Sektor perbankan Tanah Air membukukan lama pada semester pertama tahun 2018. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)

Editor: Lodie_Tombeg
kontan
Pelayanan bank umum 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sektor perbankan Tanah  Air membukukan lama pada semester pertama tahun 2018. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan pertumbuhan kinerja signifikan di paruh pertama 2018.

Ini tercermin realisasi laba bersih konsolidasi pada kuartal II 2018 yang mencapai Rp 14,93 triliun. Laba tersebut tumbuh 11,04% dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu Rp 13,44 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut antara lain ditopang kenaikan pendapatan bunga BRI yang tumbuh 6,8% menjadi Rp 53,64 triliun. Kenaikan pendapatan bunga disumbang dari realisasi penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp 772,13 triliun per akhir kuartal II 2018 lalu.

Kredit tersebut tercatat tumbuh 15,57% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun lalu senilai Rp 668,05 triiliun.

Adapun, penghimpunan dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) bank bersandi emiten BBRI ini tercatat lebih lambat dibandingkan kredit.

Pada semester I 2018, total DPK BRI tumbuh 9,01% menjadi Rp 796,63 triliun. Dampaknya, loan to deposit ratio (LDR) BRI mengetat di paruh pertama tahun ini menjadi 95,27% dari tahun sebelumnya 89,76%.

Per akhir Juni 2018 lalu, BRI mencatatkan total aset secara konsolidasi mencapai Rp 1.153,22 triliun. Angka tersebut naik cukup tinggi sebesar 12,25% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.027,33 triliun.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, secara umum realisasi kinerja BRI pada kuartal II 2018 antara lain aset, kredit, laba dan tingkat efisien serta kualitas laba masih sejalan dengan target yang ditentukan.

Berkat realisasi pertengahan tahun ini, bank plat merah ini menyebut telah melakukan revisi target pada tahun 2018.

"Khusus untuk kredit, hal ini sejalan dengan revisi ke atas pertumbuhan kredit BRI dari 10% ke 14% secara tahunan," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (30/7).

Namun, sejalan dengan ekspansi kredit, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BRI tercatat meningkat dari 2,23% per Juni 2017 menjadi 2,33% di Juni 2018. Meski begitu, secara NPL net terjadi perbaikan dari 1,16% menjadi 1,1%.

Selain itu, net interest margin (NIM) BRI juga tercatat menyusut dari 8,02% menjadi 7,64%. Sedangkan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) juga menurun dari 21,67% menjadi 20,13% per Juni 2018.

Kendati demikian, strategi efisiensi yang diterapkan BRI tahun ini turut membuahkan hasil, tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang membaik dari 72,33% menjadi 70,5% pada kuartal II 2018.

Bank kurangi hapus buku kredit macet di semester II 2018

Strategi para bankir menjaga kredit bermasalah rupanya cukup berhasil. Ini terlihat dari tren penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di industri perbankan yang terus menurun.

Mengutip riset Trimegah Securities pada 11 Juli 2018, NPL bank sejak Agustus 2016 terus menurun. NPL gross tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada Agustus 2016 yaitu di level 3,22%. Angka ini terus menurun, hingga 2,79% pada April 2018.

Meski begitu, jumlah kredit bermasalah yang dilakukan hapus buku atau write off terus mengalami kenaikan. Pada kuartal III-2016 rasio jumlah kredit yang dihapus bukukan sebesar 1,2% dari total nilai kredit. Namun pada kuartal IV-2016 rasionya terus mengalami kenaikan.

Pada kuartal I-2018 rasio kredit perbankan yang dihapus buku sebesar 1,8% atau jumlahnya mencapai Rp 85,3 triliun. Jumlahnya naik dibanding periode sama di 2017 yang sebesar 1,3%.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, hapus buku di semester I-2018 terutama dilakukan di kredit konsumer. Namun trennya menurun dibandingkan hapus buku di semester I-2017.

"Apabila kondisi makro membaik, harapannya sampai akhir semester II-2018 jumlah kredit yang dihapus buku bisa mengalami penurunan," kata Parwati, Senin (16/7) tanpa menyebut nilainya.

Sementara Nixon Napitupulu, Direktur Collection & Asset Management PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, jumlah hapus buku BTN di semester I-2018 sebesar Rp 300 miliar.

"Jumlah kredit yang dihapus buku di tahun ini sama persis dengan tahun lalu," kata Nixon.

Adapun Bank Rakyat Indonesia (BRI) melakukan hapus buku dengan nominal yang relatif kecil. Suprajarto, Direktur Utama BRI bilang, jumlah kredit yang dihapus buku semester I-2018 tidak besar. *

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved