Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Longsor Isolasi Satu Desa di Siau

Bencana tanah longsor menghantui warga Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Desa Batubulan, Kecamatan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado
Petugas membersihkan jalan dari material longsor di Siau, Rabu (18/7/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU – Bencana tanah longsor menghantui warga Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Desa Batubulan, Kecamatan Siau terisolasi setelah jalan di Dusun Niambangen, Kampung Kawahang, Kecamatan Siau Barat Utara tertutup longsor Rabu (18/7/2018) dini hari.
Longsor material batu ukuran besar bercampur tanah menutup badan jalan.

Bencana itu terjadi pasca gempa Selasa malam. Menurut warga, longsor yang menutup jalan diakibatkan keretakan akibat gempa bumi. "Karena tidak lama setelah gempa bumi yang sangat terasa, langsung terjadi longsor," ungkap Evender Balaati, Rabu kemarin.

Material longsor menghantam dan nyaris merobohkan rumah milik warga. Tembok rumah yang ditinggalkan pemiliknya itu retak.
Bersama warga, para pekerja proyek jalan lingkar pulau Siau mulai membersikan material longsor dengan alat berat sejak pagi.

Yulianti Josep, Kapitalaung (Kepala Desa) Kawahang mengatakan, longsor itu terjadi pada malam hari. "Longsor langsung menutup badan jalan. Bahkan, hampir menghancurkan satu rumah yang kosong," katanya.

Lanjut dia, longsor kali ini terjadi saat cuaca tidak hujan lebat. "Memang biasanya hujan yang berjam-jam, jalur Kecamatan Siau Barat alami longsor," tambahnya.

Petugas pemantauan Gunung Karangetang ketika dikonfirmasi, kemarin sore, belum dapat memastikan longsor itu akibat gempa dari Gunung Karangetang. "Kita harus cek ke lapangan dulu," katanya.

Sesuai laporan Pusat Pemantauan Gunung Karangetang pada Selasa (17/7/2018) telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan gunung api itu. Lokasi longsor tepat berada di bawah kaki Gunung Karangetang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Wuaten, mengatakan, jika terjadi longsor pasti petugas langsung bertindak. "Jika terjadi longsor langsung dibersikan dengan alat berat," katanya.

Lanjutnya, pada peristiwa itu, tidak ada korban jiwa. "Tidak ada korban jiwa," katanya. Diketahui akses menuju Desa Batubulan hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. Jalan lingkar masih dalam tahap pengerjaan. Masyarakat sering menggunakan transpotasi laut (perahu) menuju ibu kota kabupaten.

Sitaro ‘Langganan’ Bencana

Sebagai daerah rawan letusan gunung api dan tanah longsor, warga Kecamatan Siau Barat Utara sudah terbiasa dengan ancaman bencana. Bahkan, kurun waktu satu tahun terakhir, sudah berapa kali terjadi longsor.

Pada 28 November 2017, tebing setinggi 15 meter tutup jalan ke Sibarut. Akibatnya juga berapa kampung untuk sementara terisolir.

Selanjutnya hujan deras di Kabupaten Sitaro menyebabkan longsor di Jalan Kampung Kinali, Kecamatan Siau Barat Utara pada Jumat (2/3/2018).

Jalan longsor, warga Kampung Kinali terisolir. Longsor kali ini menyebabkan akses jalan kembali tertutup sehingga kendaraan tak bisa lewat.
Kemudian juga pada Minggu (3/6/2018) pukul 12.00 Wita, tebing di Desa Kiawang, Kecamatan Siau Barat Utara longsor dan menutupi badan jalan.

Akibat longsor, jalan raya tepatnya di Desa Kiawang Kecamatan Siau Barat Utara yang menghubungkan Desa Kiawang dan Desa Kawahang tidak bisa dilewati.

Selasa malam, terjadi longsor di dusun Niambangen Kampung Kawahang Kecamatan Siau Barat Utara tertutup longsor. Akibatnya, aktivitas warga menuju Desa Batubulan terhambat.

Sebagai daerah rawan longsor, pemerintah selaluh meminta warga untuk waspada. "Longsor yang terjadi sebagian besar akibat hujan deras," ungkap Kepala BPBD belum lama ini. (oly)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved