Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kapitra Ajukan 3 Syarat Buat PDIP: Sejak Mei Dilobi Gabung Banteng

Misteri pengajuan calon legislatif Kapitra Ampera, penasihat hukum Habib Rizieq Shihab, oleh DPP PDI Perjuangan, mulai terkuak.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Repro/KompasTV)
Tim advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Kapitra Ampera memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan pimpinan Mahkamah Agung (MA) di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017) siang. Dengan dikawal polisi dan TNI, 11 perwakilan GNPF MUI yang saat itu menggelar Aksi 55 bertemu dengan pimpinan MA. 

Kalau jadi caleg kan harus menyerahkan berkas. Apa itu belum dilakukan? "Nah itu, makanya saya mau konfirmasi kepada orang yang mencalonkan saya. Saya sedang mencoba untuk bertemu agar bisa bicara langsung," tambahnya.

Jadi nggak pernah mendaftar (jadi caleg)? "Saya bertabayyun (konfirmasi) dulu kepada orang yang komunikasi dulu. Apa bener nih Anda calonkan saya di dapil Sumbar," katanya.

Habib Rizieq sudah mendengar kabar ini? "Saya pikir sudah, tapi saya menunggu respon beliau. Saya berkomunikasi dengan banyak ulama. Saya juga menghubungi Habib Rizieq tapi belum ada respon," katanya.

Yusuf Supendi Pamit Orangtua Sebelum Masuk PDIP

Pendiri PKS yang kini hijrah ke PDI perjuangan, Yusuf Supendi mengaku telah sejak lama diajak bergabung ke partai berlambang Banteng tersebut. Namun, dia tidak berani langsung mengiyakan ajakan itu. Selain meminta masukan peneliti dan pengamat senior, politikus berusia 60 tahun itu juga meminta izin orangtuanya yang berusia senja, 94 tahun.

"Saya pamit sama orangtua saya dan juga sempat rapat besar dengan keluarga. Saya bilang di situ, saya ingin ikut caleg dari PDIP," ujarnya kepada Tribun, Jakarta, Rabu (18/7).

Saat momen pamit itu, Yusuf juga sempat mendengarkan masukan dari istri dan anaknya yang juga meminta untuk tetap berada di rumah dan tidak lagi berurusan dengan politik. Hanya saja, Yusuf menjelaskan bahwa mengabdi kepada negara merupakan kewajiban setiap pribadi. Hingga akhirnya, keluarga memahami dan merestuinya maju di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat V.

Yusuf mengataku memiliki strategi sendiri untuk meraih suara pemilih di dapilnya. Bermodal 12 ribu suara pada pemilu sebelumnya, dirinya optimis untuk dapat melampaui target. Satu diantaranya adalah dengan mendekatkan diri kepada ulama dan konstituen yang sudah dibina selama ini. "Selain itu, dalam waktu dekat ini sebelum ada daftar caleg tetap, saya belum akan memakai nama PDIP dulu. Nanti saja kalau sudah DCT," ungkapnya.

Bukan itu saja, hasil dari telahaan dan penerawangan dirinya, PDIP merupakan partai yang mampu bertahan lama untuk memenangi beberapa pemilu lagi. "Hasil penerawangan saya dan hasil ngobrol dengan beberapa kawan mengatakan bahwa PDIP tetap mampu bertahan sebagai partai besar di pemilu-pemilu mendatang," ucapnya.

Reduksi Anggapan Tak Dekat Ulama

Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Perreira menjelaskan bukan hal yang mengherankan apabila Yusuf Supendi bergabung ke PDIP. Sebagai teman lama, Andreas mengatakan komunikasi antara PDIP dan Yusuf sudah berlangsung sejak lama.

Dia menjelaskan tidak butuh waktu panjang bagi PDIP untuk merangkul pria yang juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Partai Hanura itu. Hanya beberapa kali pertemuan, keduanya sepakat untuk bersama. "Tidak usah heran lah. Kita kan juga sudah kenal sejak lama. Prosesnya juga cepat kok," ungkapnya.

Dirinya juga tidak menampik bahwa masuknya pria asal Bogor itu sekaligus membuktikan PDIP memiliki kedekatan dengan alim ulama. Anggapan bahwa PDIP tidak memiliki santri atau tidak mempunyai kader dari komponen agama, adalah tidak benar.

"Ya jadi salah satu bentuk saja untuk mereduksi anggapan kalau kita tidak dekat dengan ulama. Buktinya, Ustaz Yusuf gabung ke kita," kata Andreas di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/7).

Bukan hanya Yusuf Supendi, Andreas mengatakan banyak santri dan ulama yang diusung untuk maju di pileg 2019. Hanya saja, tidak banyak orang yang mengetahui dan paham soal itu. "Kalau mau dilihat lebih lanjut sih banyak, banyak sekali.

Tapi, orang banyak tidak tahu. Maka, kami di sini beri tahu kalau ada loh kader kita yang jadi ulama, ada dari kalangan santri, ada dari pemuda pesantren juga. Beberapa yang terkenal juga ikut sama kita," tandasnya. (Tribun Network/ryo/coz/nis)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved