Dishub Kaji Trayek Baru, Sopir Pikir - Pikir
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Perhubungan rencananya akan menambah jumlah trayek angkutan dalam kota.
Penulis: Finneke | Editor: Arthur_Rompis
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Perhubungan rencananya akan menambah jumlah trayek angkutan dalam kota. Namun tanpa menambah jumlah plat kuning yang beroperasi.
Kepala Bidang Perhubungan Darat, Donald Wilar mengatakan penambahan trayek ini untuk mengurai penumpukan trayek yang menuju pusat kota yakni Pasar 45. Jumlah trayek terbanyak datang dari Malalayang, Tuminting, Paal Dua dan Karombasan.
"Penambahan rencananya untuk trayek Pandu, GPI, Minanga, Malalayang dan Kanaan. Ini sementara kami kaji. Yang pasti, tak ada mobil baru, hanya mengambil trayek yang sudah ada," ujarnya Minggu (15/7).
Persoalannya, banyak sopir mikro yang enggan mengambil trayek tersebut, dengan alasan lokasi yang jauh dan sedikit warga yang ke lokasi ini. Apalagi sekarang sudah banyak taksi online. Warga bisa saja lebih memilih naik taksi online.
Jumlah total plat kuning di Manado ada 6.083 unit. Namun diperkirakan tak semua beroperasi. Kata Wilar, mikro yang beroprasi di Kota Manado mungkin tinggal sekitar dua ribuan. Angka ini terus menurun dari tahun ke tahun dengan perkiraan penurunan sepuluh persen.
Kementerian Perhubungan sebenarnya telah menetapkan umur kendaraan umum hanya 15 tahun dan harus ada regenerasi. Di Manado, mikro paling baru adalah keluaran tahun 2003 dan paling tua tahun 1989. Semuanya sebenarnya tak lagi memenuhi syarat.
"Tiap tahun jumlah mikro menurun. Entah karena rusak, masih di bengkel atau memang pendapatan mikro sekarang sudah sulit. Ini seleksi alam," kata Wilar.
Mantap pemilik mikro, Mos Polak mengatakan ia sudah menjual mikronya sejak empat tahun lalu. Ia terpaksa menjualnya karena melihat pendapatan mikro di Kota Manado tak lagi mempuni. Waktu itu ia punya trayek Malalayang - Pasar 45.
"Dulu saya kasi orang bawa mikro saya. Setoran Rp 150 ribu sehari masih bisa, itu di luar pendapatan sopirnya. Sekarang sudah sangat sulit dapat begitu. Penuhi setoran saja susah, apalagi buat pendapatan jokinya," ujarnya.
Katanya, sekarang banyak pemilik mikro yang memberikan mobil mereka pada sopir-sopir muda, yang bahkan tak punya SIM. Untuk yang tua-tua katanya sulit dapat setoran sekarang. Beda dengan anak-anak muda yang fisiknya masih bagus.
"Makanya sekarang sering kita lihat sopir muda, mereka kebanyakan tak punya SIM. Kan belum cukup umur. Nah pemilik mobil, teman-teman saya terpaksa, daripada mobilnya tak dibawa," katanya. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)