Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dibangun Sejak 1970, Kantor Lurah Sindulang Dua Kini Memprihatinkan

Lurah Jeril Tumiwa, tampak mengutak-atik laptop di atas meja yang tak jauh dari kipas angin yang berdiri di samping pintu masuk ruangan.

Penulis: Finneke | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/FINNEKE WOLAJAN
Kantor Lurah Sindulang II 

Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Siang itu begitu terik, bunyi kipas angin terdengar dari ruangan Kantor Lurah Sindulang II, Kecamatan Tuminting Kota Manado. Kipas angin itu bolak-balik ke kiri dan kanan.

Lurah Jeril Tumiwa, tampak mengutak-atik laptop di atas meja yang tak jauh dari kipas angin yang berdiri di samping pintu masuk ruangan. Sapaan hangat Pak lurah yang dikenal ganteng ini sedikit mengademkan hari yang terik kala itu.

"Yah beginilah suasana kantor kami," demikian satu di antaranya ungkapan selamat datang sore itu, beberapa hari lalu itu. Kantor lurah yang begitu sederhana. Jauh dari kata mewah, sebuah kantor pelayanan publik di Ibu kota Provinsi Sulawesi Utara itu.

Letak kantor ini berada di dalam setapak. Mobil tentu tak bisa masuk. Motor pun mungkin hanya satu jalur yang bisa. Sebab jalan begitu sempit. Jalan setapak ini juga menembus Boulevard II, kawasan bisnis Manado di masa yang akan datang.

Kantor lurah ini hanya punya dua ruangan. Satu ruangan panjang untuk pelayanan publik, sudah sekaligus tempat para perangkat dan staf kelurahan, satunya lagi ruangan lurah. Kantor ini menyatu dengan puskesmas pembantu di kelurahan tersebut.

Beberapa petak plafon dari tripleks tampak sudah bocor, lainnya sudah lapuk.

Dinding ruangan pun terlihat nyaris tertembus aliran air.

Ada tanda-tanda aliran air yang telah merusak cat tembok. Terlihat tua dan memang tak rapi.

Saat hujan, personel di kantor ini harus kewalahan menyelamatkan berbagai dokumen yang ada. Hujan sering menembus hingga ke lantai keramik kantor ini.

"Sudah beberapa kali listrik mati. Meterannya baru diperbaiki. Kondisi toilet juga memprihatinkan. Gedung ini memang sudah tua. Dibangun sekitar tahun 1970an dan belum pernah renovasi," kata Jeril.

Ia sebenarnya sudah gerah juga dengan keluhan masyarakat soal kondisi kantor lurah ini. Masyarakat mengeluh karena bangunan dinilai tak layak. Sesak. Tak nyaman lagi bagi warga. Jeril sebenarnya juga sudah berupaya menyuarakan aspirasi rakyat ini.

Dalam setiap musrenbang, ia tak pernah lupa menyisipkan upaya pembangunan kantor lurah ini. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda pembangunan. Menurutnya lokasi kantor ini tak representatif.

"Katanya akan pindah lokasi, tapi sampai sekarang belum ada informasi. Kalau mau dibangun di sini lagi memang tak mumpuni, karena lokasinya di setapak begini. Mungkin akan pindah di tempat strategis," ujarnya.

Jeril punya kerinduan agar Sindulang II punya kantor lurah lebih baik lagi. Ini agar pelayanan publik ke warga lebih maksimal lagi. Sejumlah warga Sindulang juga punya kerinduan yang sama. Masa Kota Manado tengah berkembang, sementara masih saja ada kantor lurah yang telah reot seperti itu.

"Mungkin tinggal kantor lurah ini saja yang jelek. Saya lihat di kelurahan lain sudah bagus. Kasian sekali masih ada kantor yang begini di zaman now. Semoga bisa segera diperbaiki," ujar salah seorang warga sekitar kantor lurah.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved