Alex Gagal Daftar SMK via Online: SMANSA Kurangi Kuota Murid, Para Siswa Antre Sejak Subuh
Pendaftaran siswa baru Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA-SMK) jalur reguler secara online dibuka
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Orangtua Murid Tak Perlu Antre Lagi
Kompleks SMK Negeri 3 Manado ramai. Ratusan anak remaja dan orangtua berdatangan ke sekolah di Jalan TNI Tikala, Manado, Senin (2/7/2018).
Mereka melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2018/2019. Selain para calon siswa baru, orangtua atau wali murid juga terlihat dalam kerumunan para calon siswa yang rata-rata memegang map berwarna-warni itu.
Adapun syarat berkas pendaftaran di antarnya surat keterangan lulus, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN), akta kelahiran, kartu keluarga, KTP orangtua, pas foto 3x4, surat kererangan kesehatan dan keterangan bebas narkoba.
Siswa yang telah mengisi data kepesertaan kemudian membawa formulir peserta ke panitia penerima berkas sesuai jurusan. Sekaligus untuk melakukan sesi tes wawancara.
Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru, Delly Saroinsong membenarkan, hari ini (kemarin) adalah waktu dibukanya pendaftaran. "Jalur reguler atau umum itu pendaftarannya dibuka mulai tanggal 2 hingga 7 Juli mendatang," kata Delly saat ditemui tribunmanado.co.id di SMK Negeri 3 Manado, Senin (2/7/2018) siang.
Hari pertama pendaftaran jalur reguler, tak sedikit para pendaftar baik calon siswa dan orangtua calon siswa mengeluhkan sistem pendaftaran online.
"Sudah susah sekali mau daftar anak sekarang. Soalnya harus daftar lewat online dulu, baru nanti ke sekolah untuk melakukan verifikasi ID," kata Koni Dalalu, warga Lingkungan III, Kelurahan Karame, Manado saat mengantar anaknya mendaftar di SMK Negeri 3.
"Kalau dulu, 3 tahun lalu, saya daftarkan anak sulung. Saya hanya perlu mengantar berkas di sekolah. Tapi sekarang malah harus daftar online dulu, kemudian harus ke sekolah dan itupun mengantre agar nomor ID-nya bisa diversifikasi," ucapnya.
Saroinsong menambahkan, sistem ini lebih memudahkan sekolah dan orangtua calon siswa.
"Kalau kita buka pendaftarannya di sekolah, itu kan pasti ada biaya beli meterai, map, dan untuk cetak berkas itu kan juga butuh anggaran. Nah takutnya jika itu kita terapkan di sekolah malah nantinya kita bisa dicap melakukan pungli dan lain-lain," katanya.
"Jadi kami pikir ini juga untuk memudahkan orangtua siswa. Karena mereka sudah tak perlu mengantre panjang di sekolah untuk melakukan pendaftaran. Toh kan bisa daftar di mana saja, warnet, atau tempat-tempat yang memiliki jaringan internet. Dan ini seharusnya lebih menguntungkan dari segi waktu dan anggarannya dong," kata Delly. (art/ryo/fer/ind/lix)