Pendemo Salah Sebut Nama Ellen, Wakil Rektor Unsrat: Mereka Asal Teriak
"Kalau itu mahasiswa Unsrat, saya terima keluhannya, dialog habis itu minum kopi, tapi ini bukan mahasiswa (Unsrat)."
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Wakil Rektor 2 Unsrat DR Ronny Maramis terperangah saat menyaksikan aksi demo pihak di Kantor Kemenristekdikti pada 28 Juni lalu.
Pendemo menuntut Presiden Jokowi dan Menristekdikti Mohamad Nasir membatalkan pelantikan Rektor Unsrat, Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA.
Dari puluhan pendemo itu, tak satupun yang dikenali Ronny sebagai mahasiswa Unsrat. Yang lebih aneh, kata dia pendemo salah menyebut nama rektor Unsrat.
"Ada yang teriakkan nama Ellen Rumaat atau Ellen Kuwat, atau apalah, tak jelas," kata dia.
Ronny menduga itu masa bayaran. Ia prihatin.
"Kalau itu mahasiswa Unsrat, saya terima keluhannya, dialog habis itu minum kopi, tapi ini bukan mahasiswa, juga tak Unsrat, tapi kok teriak Unsrat," kata dia.
Ronny menilai apa yang disebut para pendemo semuanya hanyalah asumsi. Pendemo tak memaparkan data yang jelas.
"Mereka hanya asal teriak saja," kata dia.
Rignolda Djamaluddin salah satu anggota Senat punya pengalaman lebih heboh. Ia mendapati
adanya dugaan pendemo bayaran.
"Ada yang mengaku dapat uang," kata dia.
Dia mengaku sangat geram dengan ulah pendemo. Yang geram ternyata bukan hanya dia, tapi juga pihak Kementerian.
"Pihak kementerian juga mendapat tudingan oleh pendemo soal gratifikasi," kata dia.
Sebut dia, pihak kementerian meminta pihak Unsrat menelusuri dugaan adanya pihak-pihak di Unsrat yang bermain.
"Siapapun dia, guru besar atau dosen akan ditindak," kata dia.
Sebelumnya, Tasrif Tausamu, koordinator lapangan (Korlap) pada aksi tersebut, mengakui tuntutan mereka adalah batalkan pelantikan Prof Ellen Kumaat.