Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KM Sinar Bangun Ditemukan di Kedalaman 450 Meter

Tim Basarnas berhasil memindai terduga objek KM Sinar Bangun dalam pencarian Minggu (24/6) siang, atau tujuh hari

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Proses evakuasi korban kapal tenggelam di Makassar, Rabu (13/6/2018). 

Ia mengatakan ketidakberesan pengelolaan sejumlah pelabuhan di kawasan Danau Toba terindikasi dari banyaknya kecelakaan kapal di Danau Toba. "Peristiwa seperti ini sudah kesekian kalinya terjadi dengan penyebab yang sama. Over kapasitas, kelayakan kapal dan standar keselamatan pelayaran,"ujarnya.

Insiden kecelakaan KM Sinar Bangun, kata Abyadi, membuktikan tidak adanya upaya perbaikan dari pemerintah. Artinya, sambung Abyadi, pengelolaannya tidak dijaga ketat. "Ini yang akan kita lihat dan terus kita pantau,"ujarnya. Dikatakan Abyadi, dari lima pelabuhan di kawasan Danau Toba, pihaknya ambil beberapa sampel untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan pelabuhan di kawasan wisata Sumut ini.

Menurut Abyadi, dari hasil investigasi tersebut diharapkan menjadi masukan bagi stakeholder pengelola pelabuhan, baik Kementerian Perhubungan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota di sekitar kawasan Danau Toba.
"Kita akan lakukan investigasi selama beberapa hari di kawasan Danau Toba,"katanya.

Para korban di Danau Toba sesaat akan diselamatkan kapal feri yang melintas membawa penumpang, Senin (18/6/2018)
Para korban di Danau Toba sesaat akan diselamatkan kapal feri yang melintas membawa penumpang, Senin (18/6/2018) (handout)

Mensos Berduka

Menteri Sosial Idrus Marham menemui keluarga korban kapal penumpang KM Sinar Bangun di tenda Posko Terpadu Bencana di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Mensos menyerahkan santunan dari Kementerian Sosial RI untuk dua korban tewas kepada ahli waris, masing-masing Rp 15.000.000.

Pemerintah Kabupaten Simalungun diinstruksikan menerbitkan SK Bupati terkait daftar identitas korban yang belum ditemukan. SK tersebut diperlukan untuk pemberian bantuan.
"Jangan lagi diskusikan soal manifes, pasti tidak ada," kata Idrus.

Korban selamat juga akan diberikan bantuan melalui Kemensos. Untuk itu, keberadaan mereka harus didata. Atas nama Pemerintah RI, Mensos juga mengungkapkan prihatin mendalam sekaligus menyampaikan duka dari Presiden Joko Widodo.
"Kami datang ke sini karena merasakan duka yang sama, jadi ini bukan duka keluarga korban saja," katanya.

Dia menegaskan komitmen Pemerintah untuk penangangan bencana tersebut dengan melakukan upaya kemanusiaan secara maksimal. Masyarakat diajak untuk memanjatkan doa supaya kapal dan penumpang yang tenggelam ditemukan.

Permintaan keluarga korban Sementara itu, keluarga korban minta Pemerintah melakukan pencarian sampai menemukan penumpang yang tenggelam di perairan Danau Toba. "Kami rela, tetapi sangat berkeinginan melihat jasad untuk terakhir kali," kata Sarli Simarmata, ibu dari korban atas nama Rantau Fajar Siregar, warga Nagori Semantin Tiga Kabupaten Simalungun.

Nurliati Siahaan (56), warga Tangerang, Banten merangkul Mensos dan meminta pemerintah untuk menemukan keluarganya yang hilang. Sambil menangis, ia menyampaikan keluhannya kepada Mensos. "Bagaimana nasib keluarga kami pak menteri, apa mungkin ada tanda-tanda ditemukannya korban yang hilang akibat musibah tenggelamnya kapal tersebut," ujar Nurliati sambil merangkul erat Idrus.

Idrus Marham mengharapkan keluarga korban bersabar karena petugas tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban yang hilang. "Saya datang dari Jakarta khusus melihat penanganan bencana ini," katanya. Idrus mencoba untuk menenangkan Nurliati. (Tribun network/akb/cr9/kps/wly)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved