Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KM Sinar Bangun Ditemukan di Kedalaman 450 Meter

Tim Basarnas berhasil memindai terduga objek KM Sinar Bangun dalam pencarian Minggu (24/6) siang, atau tujuh hari

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Proses evakuasi korban kapal tenggelam di Makassar, Rabu (13/6/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MEDAN - Tim Basarnas berhasil memindai terduga objek KM Sinar Bangun dalam pencarian Minggu (24/6) siang, atau tujuh hari setelah kapal maut ini karam. Sekitar pukul 11.12 WIB tim survei Basarnas dan Mahakarya Geo Survey - IAITB yang dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi serta disaksikan oleh Menteri Sosial Idrus Marham, telah menemukan dan mengidentifikasi posisi kapal Sinar Bangun.

Dari identifikasi yang dilakukan, diketahui posisi KM Sinar Bangun berada pada koordinat 2,47 derajat lintang utara dan 98,6 derajat bujur timur. Sedangkan posisi kapal diperkirkan pada kedalaman 450 meter di bawah permukaan air.

Setelah penemuan koordinat dan posisi KM Sinar Bangun tersebut, selanjutnya diserahkan ke pihak berwenang dibawah kendali Basarnas untuk melakukan langkah-langkah strategis berikutnya. Mengingat kondisi kedalaman yang mencapai 450 meter, Ikatan Alumni ITB mengusulkan untuk memobilisasi ROV ECA H1000 "semi work class" untuk membantu proses pengangkatan kapal.

Direktur Utama Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo membenarkan bahwa sudah ditemukan titik koordinat dimana KM Sinar Bangun tenggelam. "Kapal itu berada pada kedalaman 450 meter," kata Arie.
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi membenarkan bahwa ada ditemukan objek berbentuk silhouette di kedalaman 450 meter.

"Ada indikasi, kita menemukan objek di kedalaman 450 meter. Kalau dari Pelabuhan Tigaras arah barat daya. Pertama kali titik koordinat barat daya kurang lebih 3 kilometer. Kita melihat indikasi ada dua tempat di jarak 2,5 kilometer dan 2 kilometer dari Pelabuhan Tigaras," ungkap Syaugi.

Syaugi menjelaskan bahwa hingga saat ini, kapal yang membawa alat Multibeam Side Scan Sonar, masih terus mencari dimana keberadaan pasti titik koordinat KM Sinar Bangun. "Kapal yang Multibeam Side Scan Sonar belum balik. Masih scan dan menyapu lagi dia, supaya keluar gambar yang betul-betul bisa meyakinkan. Mudah-mudahan itu betul, kalau itu tidak betul ya kita cari lagi. Karena kita sudah sapu semua bagian di perairan Danau Toba," ujarnya.

Berita positif ini membuat Basarnas memperpanjang pencarian korban KM Sinar Bangun, yang diperkirakan sekitar 184 orang.
"Yang jelas kalau ada tanda-tanda seperti ini, 7 hari awal akan dilanjutkan dengan tambahan 3 hari pencarian. Kalau 10 hari masih ada kemungkinan yang meyakinkan, ya kita akan terus. Mudah-mudahan tidak sampai 3 hari titik koordinat pasti bangkai KM Sinar Bangun bisa kita temukan," pungkas Syaugi.
Keluarga Korban Salat Gaib

Masih belum jelas nasib ratusan korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba meski sudah memasuki hari ketujuh dan dikabarkan ada penemuan diduga bangkai kapal Sinar Bangun. Salah satu keluarga korban bernama Syafrizal tetap menanti kabar anaknya yang menjadi korban di dermaga Tigaras.

Syafrizal orang tua dari Affandi mengatakan, lebih baik menunggu di Tigaras, dari pada menunggu di rumah. "Saya memutuskan untuk menunggu di sini, agar apapun informasi yang saya terima bisa dengan cepat, tidak harus menunggu lagi. Meski hingga hari ke tujuh pencarian, Affandi dan para korban lain belum ditemukan," ujarnya.

Tidak hanya menunggu kabar di dermaga Tigaras, sambung Syafrizal, keluarga juga sudah melakukan salat gaib dan mendoakan agar tim SAR yang bertugas bisa dengan segera menemukan korban. "Kami sudah melaksanakan salat gaib dan apapun hasilnya, masih menunggu. Kami ikhlas bagaimana pun keadaan Affandi," sambungnya.

Meski masih dalam pencarian oleh tim SAR, hingga kini keluarga para korban masih memadati lokasi di dermaga Tigaras. Diketahui, Affandi berangkat bersama sembilan temannya menuju Prapat dan hendak pulang melalui penyeberangan ke Tigaras.

Affandi bersama kesembilan temannya berangkat dari Medan menggunakan sepeda motor pada Jumat (15/6) malam. Sebelum peristiwa nahas tersebut terjadi, Affandi menelpon ibundanya sekitar pukul 17.00 WIB, sebelum KM Sinar Bangun berangkat menuju Tigaras. Ganefo Aryati ibunda Affandi mengatakan, sebelum kejadian itu, Affandi menelepon.

"Sebelumnya saya coba menelepon tapi tidak diangkatnya. Sekitar pukul 17.00 WIB, ia menelepon saya, ada apa Mak, katanya. Saya bilang anakmu ini sakit demam. Ia menjawab ini mau menyeberang dan pulang," ujar wanita bertubuh gempal itu.
Ombudsman Investigasi

Tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Selasa (19/6) lalu membuat Ombudsman RI Perwakilan Sumut melakukan investigasi terhadap sistem pengelolaan pelabuhan di kawasan Danau Toba. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, investigasi itu dilakukan untuk menggali informasi lebih jauh tentang sistem pengelolaan pelabuhan di kawasan Danau Toba.

"Karena dengan peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun ini, kita menduga ada yang tidak beres dalam pengelolaan pelabuhan di kawasan Danau Toba," kata Abyadi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved