Jemaat GPdI Berea Perkamil Keluhkan Larangan Beribadah oleh VAP
Jemaat GPdI Berea Perkamil, Kota Manado mengeluhkan penyegelan gedung gereja yang dilakukan oleh Bupati Minahasa Utara
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Berea Perkamil, Kota Manado mengeluhkan penyegelan gedung gereja yang dilakukan oleh Vonnie Anneke Panambunan (VAP) pada Minggu (24/6/2018).
Hal ini diungkapkan puluhan Jemaat saat mendatangi kantor Tribun Manado di Kairagi, pada Senin (25/6/2018). Kedatangan mereka disambut oleh Pemimpin Redaksi Tribun Manado Sigit Sugiharto.
"Kami menyayangkan dia (VAP) datang lalu marah-marah kepada jemaat yang baru saja selesai Ibadah minggu," kata Ronaldo Kambong, pimpinan rukun di GPdI Berea.
Ronal, sapaan akrabnya mengungkapkan sikap dan ucapan VAP yang melukai jemaat karena melarang mereka beribadah di gereja tersebut. Apalagi ada Satpol PP yang berjaga di depan gereja pada Minggu malam.
"Kami juga tak terima ada perusakan papan nama gereja. Kami sudah datang ke polsek, namun diminta selesaikan secara kekeluargaan," ungkapnya.
Baca: Rita Rumumpe Sebut GPdI Berea Perkamil Milik Keluarga Bukan Gereja
Dia mengungkapkan persoalan tersebut berawal saat pergantian Gembala GPdI Berea, Lia Tendean (80) yang meninggal pekan lalu.
Usai jenazah dimakamkan pada Sabtu (23/6/2018), jemaat pun melakukan ibadah pelantikan Gembala, Miracle Awuy (46) untuk menggantikan Lia Tendean pada Minggu siang. Namun saat pelantikan, anak gembala lama, Rita Rumumpe (62) datang dan memprotes pelantikan yang dilakukan sehari ibunya dimakamkan.
"Dia minta jangan dulu pelantikan, padahal sesuai AD/ART bisa dilakukan saat pemakaman agar tak ada kekosongan. Dia (RR) menelepon Ibu Vonnie (VAP) yang juga mantan Iparnya. Dia melapor soal ada pencurian karena gereja milik keluarga bukan jemaat. Sehingga saat Ibu Vonnie datang marah-marah. Saya sudah jelaskan tapi dia (VAP) tak mendengar kami," bebernya.
Dia menjelaskan penolakan Rita bukanlah terkait posisi gembala yang kini dijabat Miracle Awuy. Namun terkait lahan dan kepemilikan gereja yang diklaim milik keluarga.
"Soal gembala itu sudah sah, dilantik sekeretaris majelis daerah. Dia (Miracle) juga sudah menjalani sebagai pembantu gembala selama ini. Sehingga oleh gembala sebelumnya pelayanan akan diserahkan ke dia sebagai penerusnya. Anak gembala lama (Rita) juga tak keberatan karena sudah menolak pembinaan. Jadi bukan soal posisi gembala," bebernya.
Katanya, lahan tersebut bukan milik pribadi tapi hibah ke GPdI. Tak ada sertifikat kepemilikan secara pribadi yang dicatat di kantor lurah maupun BPN.
"Majelis daerah GPdI akan memproses hukum jika itu milik pribadi,"bebernya.
Hadirnya VAP dalam persoalan ini menimbulkan kekhawatiran bagi jemaat. Apalagi menghadirkan satpol PP.
"Kami kecewa dengan sikap ibu Vonnie yang mengancam dan membuat takut jemaat sehingga tak bisa beribadah. kami punya rekamannya," bebernya
Namun begitu jemaat siap menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan dengan Rita dan keluarganya.
"Kami ingin ini selesai secara kekeluargaan. Kami hanya tak terima perlakuan Ibu Vonnie yang turut campur tanpa tahu persoalannya," bebernya.
Olfia Sorang (57) jemaat GPdI Berea menyesalkan tindakan VAP yang mengancam jemaat gereja.
"Gembala Miracle sudah sah karena dilantik majelis daerah, dan dia sudah dipersiapkan sejak lama menggantikan gembala sebelumnya. Apalagi gembala ini, anaknya Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut," ungkapnya.
Dia berharap persoalan ini selesai dengan cepat agar jemaat bisa beribadah kembali di gedung gereja.
"Saya merupakan jemaat pertama di gereja itu sejak tahun 70-an. Jadi berharap persoalan ini cepat selesai tak sampai ke polisi," katanya.

Pemimpin Redaksi Tribun Manado, Sigit Sugiharto berharap jemaat menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
"Mungkin pihak keluarga menilai pelantikan terlalu cepat. Coba dibicarakan secara kekeluargaan karena ini masalah gereja. Jangan sampai masuk ke ranah hukum," katanya.
Dia menjelaskan Tribun Manado akan memberitakannya secara profesional dan berimbang.
"Pihak-pihak lain pun akan diminta tanggapannya. Kami sudah meminta wartawan mengonfirmasi ke Ibu Rita dan Ibu Vonnie," katanya.
Sementara itu, beredar video berdurasi 05.56 menit melalui grup whatssApp yang menayangkan sosok VAP yang mengenakan daster corak merah di depan sebuah gereja. Vonnie terdengar memarahi jemaat.
Dia menegaskan gereja tersebut milik mertuanya. "Ini gereja bukan lahan bisnis," katanya.
Dalam video tersebut, Vonnie menegaskan terkait kepemilikan gereja dan pewaris pelayanan di GPdI Berea.
Video tersebut berakhir saat Vonnie mendekati kerumunan jemaat, tak diketahui apa yang dilakukannya. Namun terdengar suara menyebutkan, Vonnie merampas ponsel yang tengah merekam.
Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan saat dikonfirmasi terkait aksinya yang terekam video yang sudah menjadi viral di media sosial itu, enggan menangginya.
"Itu nanti diselesaikan internal," kata Vonny Panambunan lalu meninggalkan tribunmanado.co.id pada Senin (25/6/2018).
Sementara itu, tribunmanado.co.id masih menunggu konfirmasi terkait persoalan tersebut terhadap Rita Rumumpe.