Boneka Kucing Saksi Bisu Pembunuhan Laura
Laura (41) tewas dibunuh lalu dibakar oleh Stefanus (25) calon suaminya di kamar rumahnya Jalan Alaydrus Nomor 69
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Laura (41) tewas dibunuh lalu dibakar oleh Stefanus (25) calon suaminya di kamar rumahnya Jalan Alaydrus Nomor 69, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat Kamis(3/5).
Berdasarkan foto yang diterima Tribun saat polisi mendatangi rumah itu pada Jumat (4/5) malam, kamar Laura sudah dalam kondisi berantakan. Kamar korban yang berada di lantai II rumah itu berwarna ungu dan merah muda. Bantal dan guling di kamar itu sudah berantakan di lantai kamar.
Terlihat ada boneka kucing di dalam kamar tersebut.
Jendela kamar tampak ditutup dengan kain berwarna abu-abu. Ketua RW 02, Usman Ali Musa yang ikut ketika polisi mendatangi rumah korban mengatakan kamar korban dalam kondisi terkunci.
"Itu pintu kamarnya dikunci. Tapi pas kita datang polisi sudah bawa kunci. Mungkin didapat dari pelaku," kata Usman.
Dia mengatakan bahwa di kasur korban masih menyisakan bercak darah. "Masih ada bercak darah di kasur. Kondisi kamarnya sudah berantakan," kata dia.
Laura merupakan calon istri dari Stefanus. Keduanya sebenarnya hendak menikah namun terlibat cekcok sehingga berujung pembunuhan. Jasad Laura kemudian dibakar dan dibuang ke pantai Tangerang.
Stefanus melakukan aksi keji tersebut usai prewedding karena terlanjur sakit hati. "Ada empat tusukan, (terkena) di perut, dada dan di punggung," kata Kapolsek Tambora Kompol Iver Manossoh.
Iver menjelaskan awalnya kedua orang tersebut terlibat cekcok di rumah Laura. Berdasarkan keterangan Stefanus, Laura marah dan membawa pisau. "Jadi pisau yang dipakai nusuk itu tadinya dipakai oleh almarhumah, perempuan yang pegang terjadi rebut-rebut pisau, itu ada di rumah korban kemudian terjadi berantem direbutlah," kata Iver.
Keduanya lalu berebut pisau sampai akhirnya Stefanus kehilangan akal sehat dan membunuh Laura. Dia menusukkan pisau itu ke sejumlah bagian tubuh Laura.
Setelah itu, pelaku langsung pergi ke rumahnya di Pekojan, Tambora sambil membawa mayat Laura yang ditutupi selimut. Di sana, dia panik dan ingin menghilangkan jejak. Jenazah korban kemudian dibawa Stefanus pergi untuk menghilangkan jejak.
Pelaku membawa korban ke pantai Desa Karang Serang, Tangerang untuk dibakar. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi kemudian menangkap Stefanus pada Sabtu (5/5) sekitar pukul 05.00 WIB.
Stefanus mengajak empat orang untuk menemaninya ke pantai di Desa Karang Serang, Kecamatan Sukadin, Tangerang. Mereka ikut keinginan Stefanus tanpa bisa menolak. "Keempat orang ini adalah karyawan dari paman tersangka.
Mereka asal ikut saja, tidak terlibat dalam pembunuhan," ucap Iver. Dalam perjalanan, Stefanus membeli bensin. Bensin itulah yang digunakan untuk membakar mayat korban. "Beli bensin di Tangerang. Kita pun sudah mendatangi lokasi tempat dia membeli," ucap Iver.
Biaya Nikah Rp 200 Juta
Polisi menyebut biaya pernikahan Stefanus (24) dan Laura (41) yang rencananya digelar Agustus mendatang ditanggung oleh keluarga perempuan. Biaya pernikahan itu mencapai ratusan juta. "Biaya pernikahan mereka itu ditanggung pihak perempuan Rp 200 juta sekian, itu diangkat terus, bikin tersinggung,"ujar Kompol Iver.
Iver menyatakan biaya pernikahan itu yang selalu diungkit oleh Laura. Stefanus merasa direndahkan mengenai hal itu sampai akhirnya terjadi cekcok antar keduanya. Dia kalap membunuh Laura lalu membakarnya di Tangerang. Tentu saja aksi Stefanus tak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. "Setiap berantem, tersinggung, seolah-olah dia tidak berharga di depan calon istrinya. Selalu diungkit, seolah-olah dia tidak punya apa-apa. Itu yang bikin dia marah sampai nggak bisa kendalikan marah," papar dia.
Menurut Iver, Stefanus sendiri bekerja secara serabutan. Dia tidak mempunyai pekerjaan tetap. "Dia hanya kerja Grab online kadang dia narik penumpang, kadang dia jual online, jual barang online. Serabutan kadang-kadang dia jual beli online, kadang narik Grab online, belum ada pekerjaan tetap, dia masih muda," imbuh Iver.