Dani Jualan Ular Piton di Pinggir Jalan Raya Paniki, Sekilo Rp 50 Ribu, Mau?
Seekor ular piton yang telah mati tampak tergantung di sebuah meja di pinggir jalan raya Paniki, dari Tugu Adipura.
Penulis: Finneke | Editor: Aldi Ponge
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Seekor ular piton yang telah mati tampak tergantung di sebuah meja di pinggir jalan raya Paniki, dari Tugu Adipura, Kota Manado, Jumat (22/4/2018) lalu.
Ular ini melingkar di dua kayu yang telah dipasang di sisi kiri dan kanan meja.
Ular ini tampak tak berkepala lagi, di sampingnya ada timbangan kiloan. Hanya beratapkan terpal darurat, Dani Gons (26), bersama dua orang pria tampak asik duduk tak jauh dari meja.
Pemandangan yang berbeda, ketimbang meja lain yang jualan ikan.
Tampak menyeramkan bagi mereka yang takut atau bahkan phobia ular. Di dekat ular ini, tercium bau anyir ular ini.
Baca: Diperkirakan 1.080 Kilogram Daging Patola jadi Santapan Warga Saat Pengucapan Syukur Tomohon
Baca: Viral! Foto Puluhan Ular Piton Diunggah ke Facebook, Netizen Manado: Ikan Itu
Dani Gons mendagangkan ular ini. Sekilo harganya Rp 50 ribu.
Selain jualan di pinggir jalan tersebut, ia juga sering jualan di Pasar Perum, tak jauh dari tempat tersebut.
Dani biasanya menjual ular seberat 12 - 15 kilogram. Satu ekor ular biasanya habis dalam dua hari.
Bahkan sering malah hanya sehari. Animo masyarakat yang menurutnya tinggi.
"Sudah satu tahun jualan. Dan banyak juga masyarakat yang beli. Kalau tidak, susak untuk tetap bertahan jualan," ucap Dani sambil memainkan handphonenya.
Dani memasok ular ini dari Toli-toli Sulawesi Tengah, tempat memasok yang sama serti pedagang di Pasar Tomohon dan Langowan. Menurutnya di Sulut, sudah sangat jarang ada piton. (Finneke Wolajan)

Bertemu Ular Piton Itu Rejeki, Cabut Parang, Cacah-cacah, Masak lalu Santap
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Daging ular piton di Minahasa memang digandrungi banyak orang.
Bukannya jijik atau takut, melihat ular piton bagai melihat makanan lezat dengan hidangan pedas kaya bumbu ala Minahasa.
Ronald, warga Minahasa Tenggara menceritakan pengalamannya bertemu ular piton di jalan raya Langowan - Ratahan.
Kalau waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 Wita dini hari.
Ketika melewati jalan sepi, ia dan beberapa kerabatnya bertemu ular piton di tengah jalan yang menghalangi jalan mereka.
Posisi ular itu melintang di tengah jalan.
Banyak mitos beredar, bertemu ular di jalan pertanda tak baik.
Tapi bagi Ronald dan kawan-kawan, tidak.
Baca: Ular Patola Bumbu Rica-rica Sembuhkan Asma
Baca: Ular Patola Jadi Buruan Warga Jelang Natal, Satu Malam, Pedagang Siapkan 50 Ekor
Bukannya takut atau waspada dengan mitos, mereka malah bergegas turun dari mobil.
Mengambil parang yang kebetulan ada di mobil dan mengejar ular itu.
Kepala ular langsung dipotong dengan parang sampai tak berdaya.
Ada sepeda motor lain lewat dan berhenti.
Ronald pun menawarkan daging ular.
Pengendara motor itu pun mau.
Akhirnya di tengah jalan kala itu, mereka sibuk membagi hasil tangkapan ular piton untuk disantap.
"Ular piton mahal. Sekilo Rp 70 ribu. Ikan itu, pas di tengah jalan dan gratis, jangan lewatkan," ujarnya sambil tertawa. (Finneke Wolajan)