Alumnus Unsrat Minta Menristekdikti Cermat Tentukan Pilihan
Pemilihan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Sulawesi Utara, saat ini sudah memasuki tiga besar.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemilihan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Sulawesi Utara, saat ini sudah memasuki tiga besar.
Ketiga nama tersebut yakni Prof Ellen Joan Kumaat, Prof Telly Sumbu, dan Prof dr Dody Sumajouw.
Menariknya, beberapa jebolan Unsrat pun mulai memberikan tanggapannya terkait tiga nama calon rektor tersebut.
Elias Saroa, satu di antara jebolan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsrat mengingatkan agar Menristekdikti tidak salah memberikan pilihannya.
Ia juga mengatakan bahwa dari salah satu dari tiga nama tersebut ada yang perlu diteliti lagi terkait pemberian guru besarnya.
"Sewaktu kami masih kuliah diajarkan untuk membuat karya tulis ilmiah melalui penelitian dan dan kajian ilmu berdasarkan apa yang kami pelajari. Sementara dari tiga nama yang dipilih senat, ada satu nama terindikasi plagiat dan sempat heboh di media sosial," ujarnya ketika dihubungi TribunManado.co.id, Senin (16/4/2018).
Atas dasar inilah, Elias kemudian meminta agar Menristekdikti lebih teliti dan selektif dalam menentukan pilihannya.
"Secara tegas kami menolak pemimpin yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai akademisi yang selama ini dibangun dan dijaga,” ucapnya.
Sementara itu, April Oroh, satu di antara alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unsrat Manado secara tegas menyampaikan pendapatnya bahwa Unsrat tidak tepat dipimpin oleh rektor yang ternyata pernah bermasalah dalam karya ilmiah.
Karena kiprah serta jejak seorang rektor menentukan reputasi perguruan tinggi kesayangan warga Sulawesi Utara ini.
"Unsrat butuh pemimpin yang jujur dan mampu membuat perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Mengingat sekarang Unsrat telah berakreditasi A ini patut di pertahankan dan terus ada peningkatan," kata dia.
Ia juga mengingatkan bahwa salah satu kandidat rektor yakni Prof Grace Kandou tidak diakomodir karena isu plagiat.
"Jadi jangan diskriminatif! Jika memang menteri adil maka calon yang bermasalah tersebut harus dipikirkan lagi sepak terjangnya," tandas dia. (Tribunmanado.co.id/Nielton Durado)