Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Kicauan PDIP Ketika Setya Novanto Tuding Puan dan Pramono Ikut Cicipi Duit E-KTP

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ‎angkat bicara terkait tudingan Setya Novanto dalam sidang korupsi KTP elektronik

Editor: Aswin_Lumintang
Fabian Januarius Kuwado
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. 

 TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ‎angkat bicara terkait tudingan Setya Novanto dalam sidang korupsi KTP elektronik bahwa ada aliran uang dari proyek tersebut kepada politisi PDIP, Puan Maharani dan Pramono Anung.

Menurut Hasto saat ini ada pihak pihak yang mencoba membawa persolan kasus KTP elektronik menjadi tanggung jawab PDI perjuangan.

Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kanan) dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga kader PDIP Puan Maharani (kiri) seusai pembukaan Rakernas III PDIP di Sanur, Bali, Jumat (23/2). Dalam rakernas tersebut telah diputuskan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024. 
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kanan) dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga kader PDIP Puan Maharani (kiri) seusai pembukaan Rakernas III PDIP di Sanur, Bali, Jumat (23/2). Dalam rakernas tersebut telah diputuskan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024.  (ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA)

‎“Kami bukan dalam posisi designer, kami bukan penguasa," ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Kamis, (22/3/2018).

Baca: Digaji Rp 1,5 Juta, Guru Honor Kalah dengan Buruh, Kok Bisa?

Baca: Prajurit Kodim 1302 Minahasa Latihan Menembak

Baca: Ditresnarkoba Polda Sulut Amankan 2.600 Kilogram Sianida

Menurut Hasto, pernyataan Novanto dalam sidang KTP elektronik tersebut tidak benar.

Partainya menurut Hasto siap diaudit terkait tudingan tersebut.

"Dengan demikian atas apa yang disebutkan oleh Bapak Setnov, kami pastikan tidak benar, dan kami siap diaudit terkait hal tersebut," ‎katanya.

Baca: Sempat Heboh! Jadi Korban Bully, Dua Bocah di Sulut Ini Pilih gantung Diri

Baca: Video Viral dengan Lucinta Luna, Mike Lewis Angkat Bicara

Sebelumnya, dua Politikus PDI-P, Puan Maharani dan Pramono Anung disebut Setya Novanto turut menerima uang dari proyek e-KTP.

Hal ini terungkap dari keterangan Setya Novanto yang diperiksa sebagai terdakwa di sidang lanjutan hari ini, Kamis (22/3/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Menyoal uang ke Puan dan Pramono masing-masing USD 500 ribu, diterangkan Setya Novanto itu berdasarkan dari pengakuan Made Oka Masagung di rumahnya. Dalam pertemuan itu, hadir pula Andi Narogong.

Atas keterangan itu, jaksa lalu bertanya pada Setya Novanto, apakah mengkonfirmasi penerimaan uang ke Pramono? Menjawab itu, Setya Novanto mengakui mengkonfirmasi ke Pramono.

"Waktu itu Pak Pramono sebagai wakil ketua DPR. Saya konfirmasi ke Pak ‎Pramono pas kami ketemu di Solo, Hotel Alila ada nikahan pejabat. Saya bersahabat, saya tanya ke beliau, mas benar gak uang-uang itu ? Lalu dijawab Pramono "yang mana ya". Lalu dia mengatakan lagi, nanti kita ketemu di Jakarta, kita ngobrol," papar Setya Novanto di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Terdakwa kasus korupsi Proyek E-KTP Setya Novanto saat menjalani sidang di Pemgadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018). Pada persidangan kali ini jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan empat orang saksi. Mereka yakni, mantan Wakil Ketua Komisi II Taufiq Effendy, politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa, dan mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah. Tribunnews/Jeprima
Terdakwa kasus korupsi Proyek E-KTP Setya Novanto saat menjalani sidang di Pemgadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018). Pada persidangan kali ini jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan empat orang saksi. Mereka yakni, mantan Wakil Ketua Komisi II Taufiq Effendy, politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa, dan mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah. Tribunnews/Jeprima (tribunnews)

"Lalu di Jakarta, anda ketemu Pramono lagi? ," tanya Jaksa mencecar Setya Novanto.

"Saya tidak sempat ketemu lagi," jawab Setya Novanto.

Kembali jaksa bertanya apakah Setya Novanto ‎juga melakukan hal yang sama, mengkonfirmasi ke Puan Maharani? Setya novanto mengaku belum konfirmasi.

"Soal ke Puan Maharani, saya tidak konfirmasi," kata Setya Novanto.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved