International Shaolin Show di Manado
Atraksi 27 Shaolin di Manado Mendebarkan, Penonton Bertahan di Tengah Hujan
Luar biasa! Kungfu Shaolin dapat apresiasi di Kota Manado. Meski diguyur hujan lebat, ribuan penonton.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Luar biasa! Kungfu Shaolin dapat apresiasi di Kota Manado. Meski diguyur hujan lebat, ribuan penonton tetap kukuh dan antusiasme menyaksikan penampilan 27 buksu dari Perguruan Shaolin Selatan, Putian, Provinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Ribuan penonton yang membanjiri hajatan International Shaolin Show Manado di God Bless Park Manado, Selasa (6/3/2018) malam, memekik kala tongkat dari kayu keras menghantam lengan seorang biksu Shaolin berulang kali.
Kayu itu patah. Namun biksu itu tak terluka. Penonton pun bertepuk tangan riuh.
Aksi Shaolin di Manado benar fantastis. Biksu menampilkan pertunjukkan yang spektakuler. Hujan yang turun deras tidak mampu mengusir penonton dari lapangan.
Mereka terlanjur jatuh cinta pada Shaolin. Aksi dibuka dengan para biksu masing-masing memainkan jurus hewan.
Dari ular, kalajengking, naga, belalang hingga monyet.
Jurus tersebut merupakan warisan lima nenek moyang Shaolin yang lolos dari pembakaran biara beberapa abad silam.
Seorang biksu yang memainkan jurus kalajengking benar tampil mirip hewan antropoda itu, dengan merayap dan kaki satu diangkat.
Kemudian para biksu memainkan jurus rahasia perguruan Shaolin seperti 18 louhan dan lainnya.
Selanjutnya, mereka tampil dengan pedang. Pedang ditarikan mengelilingi tubuh, mirip naga menjelajah.
Seorang biksu cilik bernama Gao Tianci memainkan jurus kelenturan badan.
Tubuhnya bak karet yang bisa diisi dalam koper. Kemudian tampil seorang biksu. Ia memainkan gerakan perlahan. Seseorang biksu lainnya memegang besi, lantas menunjukkannya pada penonton.
Besi itu kemudian ia pukulkan ke kepala si biksu, yang pecah berkeping keping. Si biksu ajaibnya tetap sehat.
Hujan yang turun deras membuat arena licin.
Namun, para biksu ini memperlihatkan kehebatannya dengan tidak tergelincir ataupun salah jurus.
Malah mereka kian menggila dalam terpaan hujan. Sayangnya para biksu tak bisa beraksi lama karena hujan terus turun. (art)