Kasih Tak Sampai Nelayan Filipina dan Warga Bitung "Kami Lebih Kenal Jokowi dari Duterte"
Nelayan asal Filipina kesulitan untuk menikah, serta menyekolahkan anak mereka di Indonesia lantaran tidak memiliki dokumen lengkap
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
MANADO, TRIBUNMANADO.CO.ID - Cinta saja tak cukup bagi Lol - Lot dan Hanna untuk membangun bahtera rumah tangga.
Penghalangnya bukan restu orang tua. Bukan pula perbedaan agama, ataupun perbedaan kelas.
Batu sandungan itu bernama negara.
Ya. Keduanya tak bisa menikah akibat Lot Lot tidak punya kewarganegaraan (stateless).
Dirinya hanyalah seorang pendatang dari Filipina yang mencari sesuap nasi di Bitung, kemudian jatuh cinta dengan perempuan setempat."Mereka tak bisa nikah karena tak punya dokumen kependudukan seperti KTP dan KK," kata Eppa Metia, Pendeta Gereja Sidang Pantekosta Jemaat Filadelfia Bitung.
Sebut Eppa, keduanya rajin ke Gereja tiap minggu. Pernah, pasutri ini datang padanya minta dinikahkan.
"Mereka menangis minta dinikahkan, tapi saya tidak bisa, sedih juga, saya hanya bisa doakan mereka, agar Tuhan menunjukkan jalan bagi keduanya," ujar dia.
Kedatangan dubes Indonesia untuk Filipina Sinyo Hari Sarundajang ke Bitung pekan lalu, salah satunya membicarakan masalah tersebut.
Sarundajang tertegun mendengar penuturan Walikota Bitung Max Lomban tentang banyaknya kisah "kasih tak sampai" warga stateless dan warga bitung.
"Banyak pernikahan tak tercatat antara mereka, dan kesulitan juga dialami anak mereka, akibat tak punya dokumen kependudukan, mereka tak bisa sekolah atau mendapat fasilitas kesehatan yang layak," kata Lomban.
Kisah hampir mirip dialami pasangan Julio dan Lina. Keduanya terpaksa "kebo" karena tak bisa menikah akibat Julio masih berstatus stateless.
Kedua anak mereka yang berusia 8 dan 10 tahun hingga kini belum bersekolah karena tidak punya akta kelahiran.
"Yang tua sudah mulai ikut saya melaut, sedang yang muda di rumah temani ibunya," kata dia.
Julio sering meneteskan airmata tatkala si bungsu merengek ingin sekolah.