Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Goan Siau 2018

Makna Kabasaran Dalam Cap Go Meh, Jadi Pelindung Negeri, Terbuka Bagi Siapa Saja yang Tinggal

Seratus personel kabasaran menjadi satu di antara peserta parade non ritual dalam prosesi Cap Go Meh.

Penulis: Finneke | Editor: Andrew_Pattymahu
FINNEKE WOLAJAN
Kabasaran Dalam Cap Go Meh 

Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Seratus personel kabasaran menjadi satu di antara peserta parade non ritual dalam prosesi Cap Go Meh. Tonaas Rinto Taroreh memimpin pasukan yang terdiri dari anak-anak hingga dewasa ini.

Rinto mengatakan makna dari kabasaran dalam prosesi Cap Go Meh ini untuk menjadi pelindung kehidupan, menjadi pelindung tanah.

"Cap Go Meh ini tradisi dari luar yang masuk. Kami sebagai tuan tanah menerima itu. Ini menunjukkan bahwa kami adalah orang-orang terbuka. Untuk siapa pun yang hidup di negeri ini. Tak sekadar penerima tamu, tapi juga pelindung kehidupan," ucap Rinto.

Kabasaran menjadi pelindung bagi siapapun, tak sekadar tarian untuk menerima tamu. "Ini tradisi lelulur yang terus kita jaga," ucap pemimpin tim Kabasaran Warane Wuaya, yang artinya pelindung negeri, tradisi leluhur.

Manado ada 100 penari Kabasaran, sedangkan di Bitung, menurut Rinto ada sekitar 200 penari yang akan tampil dalam prosesi Cap Go Meh sore nanti.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved