Abu Bakar Ba'asyir Tetap Dijaga Ketat, Tak Bisa Interaksi dengan Napi Lain
Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir mengalami gangguan katup pada pembuluh darah hingga mengakibatkan kakinya membengkak
Dan Ba'asyir juga terbilang rutin olahraga jalan kaki di depan bloknya. Itu dilakukan karena bagian terapi dari sakit pembuluh darah di kakinya. Karena sakit itu juga yang membuat Ba'asyir hanya mampu melaksanakna salat dengan duduk di kursi plastik.
"Barusan saya lihat beliau salat, lalu tadarusan dengan duduk di kursi plastik. Beliau saat salat saja sudah tidak bisa sujud karena pembengkakan di kakinya," akunya.
David mengakui pihaknya memisahkan tempat penahanan Ba'asyir hingga tidak memperkenankannya berbaur dan berkomunikasi dengan narapidana lainnya di dalam lapas.
"Kalau olahraga jalan pagi beliau didampingi tampingnya. Kalau dia enggak rutin olahraga jalan pagi kakinya makin bengkak. Beliau tidak boleh senam bersama atau berbaur dengan napi lain," akunya.
"Di lapas kami tidak ada ceramah (Ba'asyir) karena blok-nya sudah kami pisahkan.
Di dalam kamar selnya juga tidak ada interaksi. Dia hanya disediakan satu tamping yang kami pilih dari Lapas Gunung Sindur, bukan dari Lapas Nusakambangan seperti sebelumnya, tamping itu sudah bebas, kamar tamping beliau juga jauh di pojok," sambungnya.
Pengawasan dan pemberian "tempat khusus" juga diberlakukan oleh pihak Lapas Gunung Sindur saat Ba'asyir melaksanakan Salat Jumat.
Kegiatan yang beliau ikuti agak jauh dari kamar selnya hanya Salat Jumat. Kalau Salat Jumat berjemaah tapi itu pun kami pisahkan, tempatnya kami siapkan di pojok. Dan di antara barisan beliau ada kami dari petugas. Saya pun kadang kalau Salat Jumat salatnya di samping dia atau di belakang dia. Jadi, beliau tidak berbaur dengan yang narapidana yang lainnya," ungkapnya.
"Itu bukan karena arahan khusus dari BNPT. Kami pisahkan agar beliau bisa khusuk dan tidak mengganguu jemaah yang lain karena beliau salatnya di kursi plastik," ujarnya.
David menambahkan, penjagaan di lapas yang dipimpinnya ini dibagi menjadi tiga lapis atau tiga ring. Ring satu dijaga petugas lapas, ring dua oleh petugas BNN dan di Ring ketiga dijaga oleh anggota TNI dan Polri. Dan setiap orang yang ingin bertemu dengan Ba'asyir sudah terdaftarkan identitasnya.
"Kalau yang boleh besuk beliau sudah ditentukan siapa saja. Yakni hanya dari TPM (Tim Pembela Muslim; tim penasihat hukum), dari lembaga kemusian Mer-C yang bantu masalah pengobatan Ba'asyir dan anggota keluagra inti. Selain itu tidak diizinkan, termasuk pengikut nggak boleh sama sekali," tukasnya. (Tribun Network/coz)