Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kedai Kopi Shaad - Seru! Diskusi Soal LGBT Diwarnai Tanya dan Kritik

Diskusi mengenai tema LGBT berlangsung seru, diwarnai berbagi pertanyaan dan kritik.

Editor: Fransiska_Noel
Istimewa

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO -  Diskusi mengenai tema LGBT berlangsung seru, diwarnai berbagi pertanyaan dan kritik.

Diskusi berlangsung di Kedai Kopi Shaad dengan moderator Syafril Parasana (Pengiat Literasi), dan Pemateri Lidya Kandowangko (Sosiolog), Sabtu (3/2/18).

Menurut Lidya, LGBT adalah konstruksi orientasi dan identitas seksual yang kontradiktif di tengah masyarakat yang didominasi oleh kerangka normatif heteroseks.

Namun, bila identitas seksual LGBT hanya terjebak dalam perdebatan sebagai bentuk penyakit sosial maka respon masyarakat terhadap kaum LGBT hanyalah berupa stigma dan diskriminasi tanpa melihat latar belakang historis kenapa terbentuknya identitas seksual LGBT dan hilangnya sisi humanis.

Masalah LGBT harus dikaji secara ilmiah agar tidak terbentuk opini publik yang "abu-abu" dan justifikasi sebagai bentuk masalah hormonal, gangguan psikis dan unsur imitatif barat yang kurang mendasar.

LGBT dalam aspek sosiologis bukan sebuah penyakit sosial menular atau sebuah identitas yang terjadi begitu saja.

Tapi terbentuk melalui proses sosialisasi primer dari keluarga maupun sosialisasi sekunder dari kelompok sebaya dan lingkungan sekitar dalam memahami peran gender yang kadangkala tidak sesuai dengan nilai normatif yang diharuskan masyarakat.

Pola asuh dalam keluarga memegang peranan penting dalam membentuk identitas seksual dan proses identifikasi diri menurut peran gender yang sesuai dan bermaksud menekankan adanya binerisme gender.

"Bila proses sosial tersebut bermasalah dapat berdampak adanya orientasi seksual pada sesama jenis dan ekspresi gender yang bertolak belakang, seperti laki-laki yang feminim atau perempuan yang maskulin,"jelas Lidya

Di Manado, asumsi publik dan penerimaan sosial mengenai eksistensi kaum LGBT beranekaragam.

Meski masyarakat kota cenderung terbuka ditengah konstruksi sosial budaya mengenai posisi dan peran gender yang normatif begitu kental.

"Meski demikian, kaum LGBT adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kapabilitas diri sebagai makhluk personal dan sosial, lebih baik dilakukan penjangkauan dan pemberdayaan bagi kaum LGBT untuk menguatkan sistem sosial masyarakat daripada kita disibukkan dengan aktivitas justifikasi yang kabur dan destruktif," tandas Lidya

Diskusi berlangsung live di radio RAL FM mulai pukul 15:30 – 17:30 sore, dengan perserta diskusi dari berbagai kalangan akademisi, budayawan, pengiat literasi, mahasiswa, pengiat seni. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved