Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Populer

Terlupakan! Pendiri Indonesia ini Terlahir Sebagai Muslim, Berpulang Dengan Injil di Genggaman

Sebaliknya buku sejarah di sekolah memberikan catatan hitam tentang pergerakannya. Kisah perjuangannya

Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Siti Nurjanah
The Hufffingron Post
Holly Bible (Alkitab) 

Saat perlawanan melawan Jepang sebelum kemerdekaan, ia dengan gigih menolak untuk berkolaborasi dengan Jepang seperti rekan-rekan aktifis yan lain yang berharap Jepang dapat memberikan kemerdekaan kepada Hindia Belanda setelah Belanda di kalahkan.

Justru Amir Syarifuddin mengambil langkah dengan menggalang gerakan rahasia menentang Jepang.

Dalam hal ini garis Amir yang terbukti benar.

Sayangnya dalam usia muda, 41 tahun karir politik dan perjuangnya berakhir.

Setelah Peristiwa Madiun 1948, pemerintahan Hatta menuduh PKI berupaya membentuk negara komunis di Madiun dan menyatakan perang terhadap mereka.

Amir Sjarifuddin, sebagai salah seorang tokoh PKI, yang pada saat peristiwa Madiun meletus sedang berada di Yogyakarta dalam rangka kongres Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) turut ditangkap beserta beberapa kawannya.

Padahal indikasi keterlibatannya di peristiwa Madiun masih samar dan ia dieksekusi tanpa diadili.

Dalam buku “Berbagai Fakta dan Kesaksian Sekitar Peristiwa Madiun” , dituliskan bahwa sebenarnya Presiden Soekarno sudah mengeluarkan veto agar Amir Sjarifuddin dan kawan-kawannya tidak ditembak mati, namun militer bertindak lain.

Amir Syarifuddin sendiri disegani oleh kawan dan lawan-lawannya termasuk Belanda.

Sebuah dokumen NEFIS (Netherlands Expeditionary Forces Intelligence Service), instansi rahasia yang dipimpin Van Mook, tertanggal 9 Juni 1947menulis tentang Amir; “ia mempunyai pengaruh besar di kalangan massa dan orang yang tak mengenal kata takut”.

Mohammad Yamin menyebutnya dia adalah ahli retorika yang hanya dapat disejajarkan dengan Soekarno.

Spiritulitas Amir sendiri sangat unik dan mengesankan. Dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Muslim, Amir pada akhirnya menemukan spiritualitas baru bagi dirinya.

Perkenalan terhadap kekristenan setidaknya dipengaruhi beberapa hal. Pertama, kakek Amir, Soetan Goenoeng Toea adalah penganut Kristen taat.

Kedua, saat menempuh pendidikan di Belanda bersama sepupunya Sutan Gunung Mulia ia tinggal bersama penganut Calvinis taat bernama Dirk Smink.

Suatu pilihanyang bersifat personal transenden tetapi bagi Amir sendiri dia tidak main-main dengan pilihannya tersebut. Setelah dia menekuni ajaran Kristen ia memutuskan bertobat dan meminta dibaptis di Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved