Renungan Minggu
RENUNGAN MINGGU : Karakter Buruk Merusak Jati Diri dan Persekutuan
Karakter itu menentukan cara hidup manusia karena manusia akan dikenal dengan karakter yang melekat di dalam dirinya.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Karakter adalah sifat batin yang mempengaruhi pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki oleh manusia.
Karakter itu menentukan cara hidup manusia karena manusia akan dikenal dengan karakter yang melekat di dalam dirinya. Jelaslah bahwa karakter itu bisa menentukan jati diri seseorang.
Apabila seseorang berkarakter buruk maka jati dirinya pun akan menjadi buruk, tetapi apabila seseorang berkarakter baik, maka jati dirinya juga akan menjadi baik.
Hubungannya dengan persekutuan dengan Tuhan, karakter itu membantu orang untuk menemukan jati dirinya dalam Tuhan. Orang yang hidup dalam Tuhan pasti akan berkarakter yang baik.
Saudara-saudara, penghukuman atas Edom dalam pembacaan Alkitab Obaja 1:1–16, berisikan mengenai nubuatan penghukuman Allah tentang Edom.
Tindakan penghukuman Allah ini, menunjukan suatu tindakan penghukuman yang universal. Sebelum Edom dihukum, Israel sudah lebih dahulu dihukum karena dosa mereka.
Edom dihukum karena dosa mereka sendiri dan kesalahan Edom dipaparkan dalam ayat 11–14. Mereka memanfaatkan kekacauan dan kepanikan umat Yehuda di Yerusalem yang sedang digempur oleh pasukan Babel.
Mereka menjarah dan ikut membunuh penduduk Yerusalem yang berupaya melarikan diri dari bencana ini. Bagaimana Tuhan menghukum mereka? dengan menjatuhkan kesombongan mereka (ayat 3-4) dan menimpahkan perbuatan jahat mereka ke atas diri mereka sendiri (ayat 15b).
Penghukuman Tuhan terhadap Edom merupakan bukti keadilan Tuhan atas semua bangsa. Edom yang menganggap bahwa mereka adalah bangsa yang hebat tetapi dalam pandangan Allah itu tidak berarti karena kerusakan moral mereka.
Dalam keangkuhannya Edom tidak lagi menyembah Tuhan. Edom telah melupakan Tuhan, dan Edom lupa bahwa Tuhan sanggup melumpuhkan mereka.
Sehingga Allah membuat mereka menjadi kecil diantara bangsa-bangsa (ayat 2). Artinya mereka yang bersalah menerima penghukuman dari Allah, sedangkan mereka yang berbalik kepada Tuhan akan diselamatkan.
Dengan demikian kita mendapat gambaran bahwa Allah menyatakan penghukuman-Nya kepada Edom bukan tanpa alasan tetapi karena karakter hidup mereka yang tidak lagi sesuai dengan kehendak atau apa yang diinginkan Tuhan.
Kesombongan, keangkuhan dan perbuatan jahat (telah menjadi kebiasaan orang Edom untuk menjarah, merampok, dan membunuh orang lain karena mereka menganggap bahwa kuasa mereka itu besar) menjadi alasan mengapa Allah menghukum Edom.
Penghukuman Allah inilah maka siapapun tidak akan bisa membebaskan Edom, mereka akan dikacaukan dan tidak akan ada lagi kebijaksanaan bagi mereka (ayat 8).
Saudara –saudara yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus, perbuatan dosa, kejahatan dan kesombongan adalah nilai-nilai moral yang bisa merusak karakter hidup di dalam Tuhan. Bicara hidup di dalam Tuhan tidak mengenal hal-hal yang demikian.
Orang yang hidup dalam Tuhan harus diimbangi dengan karakter-karakter yang dikehendaki Tuhan.
Mungkin kita tidak berbicara soal penghukuman dari Tuhan Allah, tetapi di zaman sekarang ini bagaimana kita mau menjawab karya selamat Kristus dalam kehidupan kita dengan bertindak, berpikir dan berperilaku yang baik.
Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, kita tahu sendiri bahwa kesombongan, keangkuhan dan kejahatan adalah tindakan yang merusak citra diri kita dihadapan Tuhan.
Kita tidak akan mampu memaknai kehidupan ini, jika jati diri kita atau citra diri kita tidak dibangun dengan landasan karakter hidup yang baik dalam Tuhan.
Orang yang hidup dalam kesombongan, keangkuhan dan kejahatan pastilah merusak persekutuannya dengan Tuhan Allah.
Saudara-saudara, keangkuhan memang dapat menipu kita, keangkuhan meyakinkan kita bahwa kita memang sehebat yang kita pikirkan. Keangkuhan membuat mata kita tertutup untuk melihat kenyataan siapa kita dihadapan Tuhan.
Ada kata bijak yang mengatakan bahwa “Jangan pernah menganggap diri terlalu tinggi dan bertahan dalam ketinggian itu, dan jangan pernah mendahulukan kepentingan pribadi tetapi dahulukanlah kehendak Tuhan.”
Kita harus memiliki karakter hidup yang membangun persekutuan kita dengan Kristus. Untuk bisa memiliki karakter hidup yang demikian maka prioritas hidup kita adalah melayani Tuhan dalam segala hal.
Artinya kita selalu berusaha mendahulukan Tuhan diatas kehidupan kita, karena kita hidup atas belas kasih dari Tuhan.
Kita bisa merusak diri kita sendiri jika kita memiliki karakter hidup yang buruk, tetapi kita bisa menikmati hidup kita jika kita berkarater baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Selain itu, karakter juga adalah bicara soal kehidupan bersama sesama manusia. Kalau kita berkarakter buruk, kita pasti dikucilkan dan dijauhi sesama kita. Tetapi kalau kita berkarakter baik maka kita pasti dikasihi oleh sesama kita.
Oleh karena itu saudara –saudara, ingatlah “Hidup bersama Tuhan, jangan lupa sesama kita”, “Jangan mengejar popularitas tetapi kejarlah jati diri yang baik”, “Jangan mendahulukan kepentingan pribadi, tetapi dahulukan dulu kehendak Tuhan,”. Amin. (Pdt Marco Wagey MTh/melayani di Jemaat GMIM Tasik Genasaret Sindulang)