Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Orang Bilang Saya Eksploitasi SARA, Politisasi Mesjid Untuk Menangi Jakarta, Netizen: Munafik!

"Semoga masih punya hati untuk meminta maaf ke seluruh rakyat Indonesia di buku. Silahkan cuci tangan."

Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
Eep Saefulloh Fatah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Eep Saefulloh Fatah melontarkan kalimat mengejutkan!

Kalimat yang ia posting ke akun twitter pribadinya tersebut malah menuai banyak cibiran netizen.

Melalui akun twitter @EepSFatah, Founder and CEO PolMark Indonesia Inc. - Center for Political Marketing, sekaligus konsultan politik yang memenangkan pasangan Anies-Shandi memenangkan Pilkada DKI Jakarta ini memposting kalimat bernada bantahan atas sejumlah tuduhan yang dialamatkan padanya selama ini.

"Eep Saefulloh Fatah @EepSFatah

Orang picik bilang: sy eksploitasi isu SARA & politisasi mesjid utk memenangi Jakarta 2017. Sy lg tulis buku utk tunjukkan yg kami kerjakan."

twitter @EepSFatah
twitter @EepSFatah

Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa mantan pengamat politik yang beken di era tahun 2000 an ini disebut-sebut mengekspolitasi isu SARA saat Pilkada Jakarta 2017?

Sebuah ulasan menarik dikutip dari https://seword.com/ memberi kita sedikit gambaran :

"Setelah beredarnya video viral Eep Saefulloh Fatah, yang secara mengejutkan dan terang-terangan menyebut masjid sebagai tempat kampanye untuk meraih kemenangan politik . Eep Saefulloh Fatah disebut-sebut berposisi sebagai konsultan politik pasangan Anies-Sandi yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera(PKS).

Dalam ceramahnya, Eep menyampaikan contoh kemenangan Partai FIS/Partai Front Keselamatan Islam (al-jabhah al-islamiyah lil-inqadh) di Aljazair yang  telah berhasil memenangkan pemilu dengan mengunakan  masjid sebagai alat politisasi. 

Eep menyatakan  bahwa  kemenangan  Partai FIS  pada pemilu di Al-Jazair karena memanfaatkan dan  menjadikan masjid  yang mestinya untuk beribadah tetapi juga digunakan sebagai alat  propaganda politik.

Kemenangan itu tentu saja mengejutkan karena  Partai FIS bukan partai dengan jaringan yang kuat, tidak ada tokoh-tokoh berpengaruh yang tersebar di berbagai daerah, dan pendanaannya pun biasa-biasa saja.

Masih menurut Eep, Partai FIS mengunakan jaringan masjid seperti khotib, ulama, ustadz yang mengisi kegiatan di masjid , untuk ikut berpolitik, tidak hanya menyerukan ketakwaan tetapi juga seruan politik."

Berikut videonya :

Meskipun Eep kemudian menyebut kalau kalau video yang beredar telah diedit dan direkayasa :

"Oh soal mesjid... Ini baca ini dulu aja sebelum nanti baca cerita lengkapnya di buku saya."

twitter @EepSFatah
twitter @EepSFatah
Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved