Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Eksklusif

Berburu Emas, Rela Bertaruh Nyawa di Dalam Lubang Tambang Tatelu

Penggalian menembus bawah tanah pun dilakukan secara manual. Para penambang hanya membekali diri dengan cangkul, beliung.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
FOTOGRAFER TRIBUN MANADO/ANDREAS RUAUW
Penambang emas di Tatelu Minahasa Utara 

Setelah batu-batuan dan tanah galian peroleh dari dalam lubang bawah tanah, dimasukkan dalam karung lalu ditarik ke atas. Batuan tersebut tak semuanya mengandung emas.

Material batuan dari dalam tambang akan dihargai Rp 28 ribu hingga Rp 58 ribu per koli (karung).

Selanjutnya, batuan itu dihancurkan menggunakan mesin giling hingga halus. Setelah itu, dialirkan ke dalam tong besar lalu didiamkan selama 48 jam.

Selanjutnya material yang sudah berubah wujud menjadi tepung berwarna kuning dikumpulkan. Kemudian diproses kembali selama selama 13 jam.

Kemudian, material halus yang sudah bercampur air raksa dibakar. Dalam setiap bulan pemakaian air raksa, atau kerap disebut air perak, mencapai 3 kilogram.

Setelah proses pembakaran, emas mulai terlihat kemudian baru dijual kepada pembeli atau pengumpul yang menjadi pembeli tetap para penambang.

Berapa besar uang yang diperoleh rata-rata penambang setiap bukan? Suryana, seorang penambang asal Jawa Barat mengaku, setiap bulan ia memperoleh pendapatan tak terlalu banyak, sekitar Rp 2.500.000.

Beruntung, biaya makan, pengobatan, dan tempat tinggal di biayai oleh bos pemilik lubang tambang tersebut. Satu lubang pemiliknya bisa sampai tiga orang. (fen/ana)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved