Top 5
POPULER: Penyebab Andi Lala Gelap Mata Hingga Evakuasi Jemaat yang Terjebak di Pulau Likri
Berita tentang Andi Lala, pelaku pembunuhan satu keluarga di Medan masih menjadi perhatian netizen.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berita tentang Andi Lala, pelaku pembunuhan satu keluarga di Medan masih menjadi perhatian netizen. Ternyata, Andi Lala pernah melakukan pembunuhan berencana pada tahun 2015 silam.
Kisah tentang pembunuhan istri pertama Andi Lala menjadi berita paling populer di portal Tribun Manado, Selasa (18/4/2017). Selain itu ada juga beberapa berita yang menjadi perhatian netizen.
Berikut ini lima berita populer di portal Tribun Manado hingga pukul 18.00 Wita
1. Istri dan Selingkuhan 7 Kali Berhubungan Badan, Andi Lala Gelap Mata
Pembunuhan berencana jilid pertama dilakukan Andi Lala karena terbakar api cemburu.
Apalagi, Andi Lala mengetahui istrinya Reni Safitri berhubungan badan dengan Suherwan (korban) di kebun singkong.
Baca: Istri dan Selingkuhan 7 Kali Berhubungan Badan, Andi Lala Gelap Mata
"Menurut penyidik dari pelaku (Andi Lala) nekat membunuh Suherwan karena merasa cemburu. Terakhir Suherwan dan Reni Safitri (istri Andi Lala) berhubungan suami-istri di kebun singkong di Perbaungan, Serdangbedagai," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Ginting, Senin (17/4/2017).
Reni Safitri, istri Andi Lala, sudah mengakui berselingkuh.
Ia berulangkali berkencan dengan Suherwan.
Karena itu, Andi Lala meminta Reni Safitri, istrinya mengundang Suherwan ke rumah mereka pada Juli 2017.
"Pembunuhan dilakukan sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Kala itu, warga sedang salat tarawih."
"Pembunuhan jilid pertama terbongkar setelah Reni membeberkan kepada polisi saat kasus pembunuhan jilid kedua terbongkar," katanya.
Pembunuhan berencana jilid pertama lakukan di rumahnya Jalan Pembangunan-II, Lubukpakam pada 12 Juli 2015.
Saat Suherwan hendak masuk ke dalam kamar, Andi Lala memukul gunakan alu dari belakang secara bertubi-tubi.
Suherwan merupakan warga Sumberjo Lubukpakam.
Andi Lala dan Suherwan merupakan teman dekat. Mereka sering bertemu dan saling bercanda.
Jenazah Suherwan bersama sepeda motor dibuang ke sungai di kawasan Pagar Jati, Lubukpakam.
Mereka membuang jenazah sekitar pukul 03.00 WIB saat tidak ada aktivitas masyarakat.
"Adapun motif pembunuhan jilid pertama karena dendam," ujarnya.
2. Pesan 'Surgawi' Bocah Pengidap Kanker Sesaat Sebelum Berpulang Getarkan Dunia, 'Ia Malaikat'
Dunia tergetar. Sebuah pesan 'surgawi', begitu indah dan menyentuh hati terlontar dari mulut seorang bocah laki-laki usia lima tahun tepat sesaat sebelum meninggal dunia.
Video mengharukan telah diposting
Baca: Pesan Surgawi Bocah Pengidap Kanker Sesaat Sebelum Berpulang Getarkan Dunia, Ia Malaikat
sang mama untuk mengenang putra yang sangat dicintainya tersebut.
Mengutip dari akun youtube Blue Skye Thinking, sang mama menceritakan pergumulannya menemani putranya melalui masa-masa sukar selama terapi pengobatan kanker hingga Tuhan memanggilnya pulang.
Ia merasa perlu memposting video ini untuk menggugah dunia melalui pesan 'tak terduga' yang diucapkan putranya.
Skye, begitulah namanya. Siapa sangka, bocah berusia lima tahun yang dikenal humoris, penuh kegembiraan, aktif, dan suka dengan banyak orang ini harus digerogoti penyakit kanker mematikan.
Sang ibu tak menceritakan dengan detil kanker apa yang diidap Skye, tapi melalui pesan terakhir putranya, ia ingin semua orang di dunia mendapatkan kekuatan dan inspirasi.
3.Sebut 'Perempuan Pendukung Ahok Halal Diperkosa', Pemilik Akun FB Dwi Ardika Dipolisikan
Seorang pemilik akun Facebook bernama Dwi Ardika dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Dia diduga mengunggah status Facebook, intinya perempuan yang mendukung Ahok halal diperkosa.
Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan melaporkan Dwi Ardika.
Laporan diterima dengan nomor LP/1905/IV/2017/PMJ/Dit. Reskrimum tertanggal 17 April 2017.
Pemilik akun Facebook itu dituding melanggar Pasal 156 KUHP tentang Ujaran Kebencian.
Baca: Sebut Perempuan Pendukung Ahok Halal Diperkosa, Pemilik Akun FB Dwi Ardika Dipolisikan
Aktivis perempuan, sekaligus Koordinator Perempuan Indonesia Anti-Kekerasan Ita Fadia Nadya mengatakan, tadinya kasus itu ingin ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Setelah konsultasi diarahkan ke Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Unggahan itu telah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama kaum perempuan.
Menurut Ita, ujaran itu, menimbulkan keresahan teruntuk kaum perempuan.
Status Facebook Dwi Ardika mengingatkan kaum perempuan pada kerusuhan 1998.
4. Dijatuhi Hukuman Mati Kasus Mutilasi, Brigadir Polisi Ini Bertepuk Tangan
Majelis hakim menghukum Brigadir Medi Andika dengan pidana mati.
Majelis hakim menyatakan Medi terbukti melakukan tindak pembunuhan berencana terhadap anggota DPRD Bandar Lampung M Pansor.
“Menjatuhkan hukuman pidana mati terhadap terdakwa,” ujar Ketua Majelis Hakim Minanoer Rachman saat persidangan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Senin (17/4/2017).
Putusan ini disambut tepuk tangan Umi Kalsum, istri Pansor, dan para kerabatnya.
Baca: Dijatuhi Hukuman Mati Kasus Mutilasi, Brigadir Polisi Ini Bertepuk Tangan
Tidak hanya Umi, Medi juga terlihat tepuk tangan saat duduk di kursi pesakitan usai hakim membacakan putusan.
Putusan ini sama dengan tuntutan penuntut umum yang menuntut Medi dengan hukuman mati.
Pada sidang yang digelar Rabu (29/3/2017), jaksa penuntut umum menuntut Brigadir Medi Andika dengan hukuman pidana mati.
Medi Andika adalah terdakwa kasus mutilasi anggota DPRD Bandar Lampung, M Pansor.
Dalam tuntutannya, jaksa penuntut umum Agus Priambodo menilai, perbuatan Medi terbukti melakukan tindakan pembunuhan berencana sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP.
5. Kelaparan, Jemaat Gereja yang Terjebak di Pulau Likri Usai Ibadah Paskah Berhasil Dievakuasi
Upaya evakuasi yang dilakukan oleh Tim Basarnas Manado terhadap 17 jemaat Oikumene Rahmat Ilahi Wawalintouan yang terjebak di pulau Likri Danau Tondano akhirnya berhasil di lakukan, Selasa (18/4) dini hari.
Baca: Kelaparan, Jemaat Gereja yang Terjebak di Pulau Likri Usai Ibadah Paskah Berhasil Dievakuasi
Sempat salah menurunkan alat Amphibius, alat ditarik kembali dan diturunkan lagi melalui jalur perahu yang biasanya dilalui oleh nelayan.
Upaya yang dilakukan akhirnya berhasil, Tim Basarnas berhasil menembus pulau Likri dan mengevakuasi, pertama yang dievakuasi ada enam pemuda dan oemudi, dilanjutkan dengan orang tua.
Kedatangan tim Basarnas Manado dianggap sebagai pertolongan Tuhan.(*)