Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kelaparan, Jemaat Gereja yang Terjebak di Pulau Likri Usai Ibadah Paskah Berhasil Dievakuasi

Pendeta Franky Rawung menjelaskan mereka ke Pulau Likri untuk melakukan ibadah paskah kedua.

Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
Jemat yang terjebak di Pulau Likri Danau Tondano Minahasa berhasil dievakuasi 

Laporan Wartawan Tribun Manado, Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Upaya evakuasi yang dilakukan oleh Tim Basarnas Manado terhadap 17 jemaat Oikumene Rahmat Ilahi Wawalintouan yang terjebak di pulau Likri Danau Tondano akhirnya berhasil di lakukan, Selasa (18/4) dini hari.

Sempat salah menurunkan alat Amphibius, alat ditarik kembali dan diturunkan lagi melalui jalur perahu yang biasanya dilalui oleh nelayan.

Upaya yang dilakukan akhirnya berhasil, Tim Basarnas berhasil menembus pulau Likri dan mengevakuasi, pertama yang dievakuasi ada enam pemuda dan oemudi, dilanjutkan dengan orang tua.

Pendeta Franky Rawung menjelaskan mereka ke Pulau Likri untuk melakukan ibadah paskah kedua.

"Kami pilih Likri lantaran saat rapat kami usulkan dan disetujui, sebab kami orang Tondano belum pernah ke sana," jelas dia.

Baca: Tak Bisa Pulang Usai Ibadah Paskah, Jemaat Gereja Terjebak di Pulau Likri, Kami Lapar!

TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS

Ia menceritakan, saat menuju pulau Likri dari dermaga desa Eris Kecamatan Eris cuaca bagus dan tidak ada angin, namun saat menanti jemaat yang lain, angin Utara mulai bertiup.

"Saat jelang ibadah, tiba-tiba kumpulan eceng gondok sudah dekat," jelasnya. Sempat ada satu perahu yang datang mengantar rombongan terakhir, namun yang mengantar mengatakan bahwa tinggal dua jam lagi eceng gondok sudah mengepung pulau Likri.

"Makanya rombongan yang awal kami minta balik ke darat dengan membawa orang tua dan anak kecil, setelah mereka pergi eceng gondok langsung kepung pulau Likri," jelasnya.

Sehingga yang tertinggal beribadah dengan harapan usai ibadah eceng gondok sudah terbuka tertiup angin, namun yang terjadi justru sebaliknya, malah makin padat.

"Mereka yang sudah pulang duluan menghubungi Polsek dan Polres, sementara kami menghubungi keluarga lainnya," jelas dia.

Selain itu, untuk menenangkan jemaat ia meminta jemaat untuk berdoa dan menyanyi."Saya bilang berdoa saja dan mengucap syukur dalam segala hal, pasti Tuhan berikan jalan keluar," jelas dia.

Kedatangan tim Basarnas Manado dianggapnya sebagai pertolongan Tuhan."Ini jawaban Tuhan melalui tim SAR, sehingga kami bisa keluar dengan selamat semuanya," ujarnya.

Sebab menurutnya, sempat kehabisan bekal lantaran sudah habis dimakan."Bersyukur air banyak kami bawa jadi tidak masalah, tapi kalau lewat ya pasti kami akan kelaparan," ujar dia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved