Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tinggalkan Poso, Kelompok Teroris Incar Halmahera Maluku Utara Jadi Basis Latihan Militer

"Dia baru menyebut merencanakan mendirikan camp pelatihan di Halmahera," katanya.

Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Foto aerial rumah terapung tempat penangkapan terduga teroris di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (25/12/2016). Densus 88 Antiteror berhasil melumpuhkan empat orang terduga teroris dengan dua orang diantaranya tewas dalam kontak senjata bernama Abu Sofi dan Abu Fais. 

Hingga Jumat siang, terduga teroris yang terluka dalam baku tembak di Cilegon masih dirawat di Rumah Sakit Polri di Jakarta Timur. Sedangkan jenazah terduga teroris berada di ruang jenazah rumah sakit yang sama.

Polisi juga menggeledah rumah-rumah yang diduga memiliki kaitan dengan terduga teroris. Penggeledahan dilakukan di Sukabumi, Jabar dan di Kota Tangerang Selatan.

Penggeledahan di Tangerang Selatan dilakukan pada rumah terduga teroris Bambang Eko Prasetyo, Jumat (24/3/2017).

Rumah tersebut terletak di Jalan Asia Afrika II, Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan penggeledahan di Sukabumi dilakukan di rumah YN, istri Nanang Kosim, Kamis (23/3/2017).

"Penggeledahan rumah istri terduga teroris bernisial NK di Kampung Sukamantri, RT 14 RW 06, Desa/Kecamatan Kalapanunggal untuk mencari barang bukti," kata Kapolsek Kalapanunggal, AKP Sumidjo, di Sukabumi.

Di rumah istri terduga teroris itu juga tidak ditemukan barang-barang berbahaya. YN dibawa ke Markas Polres Sukabumi di Palabuhanratu untuk dimintai keterangan.

Sumidjo mengatakan YN dan NK menikah pada Januari lalu yang disaksikan kepala desa setempat, tapi tidak ada yang mengetahui NK diduga menjadi salah satu anggota jaringan teroris di Indonesia.

Polisi menyatakan, pelaku teror di Indonesia dalam tiga tahun terakhir, sebagian di antaranya merupakan anggota JAD. Anggota kelompok ini terindikasi melakukan teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta, pelemparan bom molotov ke gereja di Samarinda, bom panci di Cicendo, Bandung, dan pembuatan bom panci di Sragen.

Polri telah memonitor para anggota kelompok tersebut ketika melakukan pertemuan JAD se-Indonesia di Kota Batu, dekat Kota Malang, Jawa Timur, pada 21-25 November 2015.

Dalam pertemuan itu, terjadi pembicaraan jarak jauh antara JAD se-Indonesia dengan Oman Abdurahman yang mendekam di Nusakambangan.

Bahkan saat itu, Aman Abdurahman sempat memberikan beberapa instruksi kepada para anggota JAD.

Di antaranya adalah perintah agar anggota JAD berangkat ke Suriah, mengirim orang ke Suriah hingga membentuk struktur organisasi di Indonesia untuk melakukan amaliyah.

Diketahui pula, sejak beberapa tahun terakhir, sebuah kawasan hutan di Poso, Sulteng, telah menjadi basis kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok Santoso-Basri dan faksi Ali Kalora.

Namun, kekuatan dan eksistensi kelompok dan faksi-faksi tersebut telah jauh berkurang setelah tim gabungan Polri dan TNI melaksanakan operasi pengejaran dan penangkapan dengan Operasi Camar Maleo sejak 26 Januari 2015 dan Operasi Tinombala sejak 9 Maret 2016 hingga saat ini.
Pada 18 Juli 2016, pimpinan kelompok teror di Poso yang paling dicari, Santoso alias Abu Wardah, tewas ditembak oleh Satgas Operasi Tinombala setelah baku tembak di Desa Tambarana. (tribunnews/abdul qodir/kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved