Tribun Manado Edisi Cetak
Antara Bamsoet, Fadli Zon dan Fahri Hamzah: Kompak Sindir Jokowi
Bambang menjelaskan, teka-teki itu mulai disajikan oleh Presiden Jokowi ketika mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Senin (31/10).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
Fadli yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa menduga Jokowi menyampaikan adanya aktor politik hanya untuk mencari kambing hitam. Hal itu dilakukan untuk menutupi kesalahan Jokowi yang tidak ada di Istana saat demonstrasi berlangsung.
Aksi unjuk rasa pada Jumat lalu awalnya berjalan damai hingga pukul 18.00 WIB. Masyarakat berkumpul di sekitar Istana Kepresidenan dengan tertib untuk menuntut proses hukum terhadap calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menista agama.
Namun pada malam harinya, bentrok terjadi antara kepolisian dan sebagian pendemo yang belum membubarkan diri.
Presiden Jokowi yang siang harinya meninjau proyek Infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta, baru kembali ke Istana setelah kerusuhan mampu diredam.
Setelah memimpin rapat terbatas, Presiden menyatakan apresiasi terhadap unjuk rasa yang tertib pada pagi hingga sore hari, namun menyesalkan kejadian di malam harinya.
"Kita menyesalkan kejadian ba'da Isya yang harusnya sudah bubar tapi menjadi rusuh. Dan ini sudah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11) sekitar pukul 00.10 WIB.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga mempertanyakan sikap Jokowi. "Pernyataan Presiden Jokowi tentang aktor politik yang menunggangi Aksi Damai harus diklarifikasi," kata Fahri Hamzah.
"Sebab, lembaga kepresidenan harus hati-hati membuat pernyataan yang bisa memicu politik nasional yang semakin tidak kondusif," kata Fahri lagi.
Dia menilai, dengan pernyataan Presiden itu, aparat penegak hukum harus segera bergerak untuk menyelidiki siapa aktor politik yang dimaksud, termasuk mencari bukti keterlibatan dalam kerusuhan.
"Tuduhan presiden ini bisa berbalik jika tidak punya bukti, bahwa sebetulnya presiden yang ditunggangi," ucap Fahri.
Menurut Fahri, justru Presiden yang diduga ditunggangi oleh mereka yang sejak awal mempunyai masalah hukum, sehingga menjadi sandera bagi aparat penegak hukum.
Sementara itu, tuduhan Presiden kepada aktor politik menunggangi jutaan massa rakyat adalah tidak berdasar.
"Sebab adalah jauh lebih mudah menunggangi seorang Presiden daripada sejuta massa aksi. Sekarang, Presiden hanya perlu melakukan klarifikasi," kata dia.
"Jika tidak, maka sama saja Presiden hanya menabur angin. Siapa yang menabur angin pasti akan menuai badai," ucap dia lagi.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mendorong aparat penegak hukum mengusut secara tuntas aktor politik yang menunggangi kerusuhan pada aksi unjuk rasa.