Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Edisi Cetak

Antara Bamsoet, Fadli Zon dan Fahri Hamzah: Kompak Sindir Jokowi

Bambang menjelaskan, teka-teki itu mulai disajikan oleh Presiden Jokowi ketika mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Senin (31/10).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
BIRO PERS SETPRES/KRIS
Presiden Joko Widodo saat memberikan pernyataan terkait demo 4 November 2016 di Istana Merdeka, Sabtu (5/11/2016). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pernyataan Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo terkait demonstrasi 4 November dinilai sama-sama hanya menyajikan teka-teki bagi publik.

"Masyarakat benar-benar dibuat bingung, karena baik Presiden Jokowi maupun mantan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono sama-sama hanya menyajikan teka-teki yang tidak mudah untuk diterka," kata Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, Minggu (6/11).

Bambang menjelaskan, teka-teki itu mulai disajikan oleh Presiden Jokowi ketika mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Senin (31/10).

Entah ada kaitannya atau tidak, esok harinya, SBY tiba-tiba menyambangi Menko Polhukam Wiranto dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Lalu pada Rabu (2/11) atau dua hari sebelum demo, SBY mengaku sudah mendapatkan info bahwa intelijen menyebut ada keterlibatan parpol di balik aksi unjuk rasa.

Dalam jumpa pers di kediamannya di Cikeas, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, dia menganggap informasi intelijen tersebut fitnah.

"Masyarakat bingung, mengapa SBY tiba-tiba begitu emosional terkait dengan rencana aksi damai 4 November itu. Apalagi, SBY juga tidak menyebut identitas pihak yang dituding membiayai aksi itu dan juga siapa yang menuduh," ucap Bambang.

Pernyataan SBY itu, lanjut politisi Partai Golkar ini, sama membingungkannya dengan pernyataan resmi Jokowi pasca unjuk rasa 4 November.

Pernyataan Presiden Jokowi mengenai adanya aktor politik dibalik kerusuhan memunculkan pertanyaan di ruang publik.

Masyarakat penasaran dan ingin tahu siapa yang dituding presiden.

"Bukankah negara kita negara hukum? Kita punya banyak pasal untuk bisa menjerat siapapun yang diduga menyebar kebohongan, fitnah, melakukan provokasi, makar dan lain-lain. Jadi, baik SBY maupun Jokowi bisa sama-sama menempuh jalur hukum," ucap Bambang.

Setali tiga uang, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Fahri Hamzah pun menyebut penyataan Presiden Jokowi yang menuding ada aktor politik menunggangi kerusuhan di aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11) lalu itu mirip zaman Orde Baru.

"Ini kan tudingan gaya Orba, ditunggangi pihak ketiga, aduh itu kuno banget itu. Sudah lebih dari 18 tahun kita enggak pernah dengar lagi," kata Fadli Zon, Minggu (6/11).

Menurutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkap aktor politik yang disebut telah menunggangi aksi pada 4 November lalu. Sebab, bila tidak, Jokowi akan dinilai sekedar membuat keresahan belaka.

"Harusnya sebut saja namanya, apa yang dilakukannya, mana buktinya. Jangan menimbulkan keresahan," ucap Fadli.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved