Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jelang Lebaran, Warga Boltim Ramai-ramai Pasang Lampu Botol

Warga Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ramai-ramai memasang lampu hias di depan rumah mulai pada Sabtu (2/7) malam.

Penulis: Aldi Ponge | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE

TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Warga Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ramai-ramai memasang lampu hias di depan rumah mulai pada Sabtu (2/7) malam.

Ada pemandangan menarik menjelang tiga hari perayaan idul fitri di Boltim. Warga mulai menyalakan lampu botol yang terisi minyak tanah. Tradisi ini disebut monuntul oleh umat muslim.

Hujan yang terjadi pada Sabtu malam tak menyurutkan niat warga untuk ambil bagian dalam tradisi tersebut. Ribuan lampu-lampu kecil yang dalam bahasa setempat disebut tuntul menghiasi depan rumah warga dan di jalan.

Kendati tak teratur rapih, namun cahaya lampu hias tersebut tetap menampilkan keindahan jalanan Ibukota dan sekitarnya. Semua orang dapat menyaksikan cahaya lampu ini hingga malam menjelang lebaran.

"Memang monuntul atau memasang lampu sudah menjadi tradisi turun temurun dan dilakukan tiga malam sebelum lebaran," kata Tokoh masyarakat Boltim, Ismail Mokodompit, Minggu (3/7).

Tradisi tersebut sudah ada sejak nenek moyang dan terus terpelihara baik oleh warga. Jumlah lampu yang dipasang pun bervariasi dan tergantung pada jumlah anggota keluarga dalam rumah tersebut.

"Umumnya jumlah lampu menunjukan jumlah anggota keluarga dalam rumah. Tapi saat ini ada juga yang memasang lebih, sekadar menunjukkan nilai keindahan," ungkapnya.

Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial, Setda Boltim, Lily Manoppo mengatakan tahun ini pemda tak bisa menggelar lomba lampu hias tersebut karena anggaran dipangkas DPRD Boltim. Namun dia berharap masyarakat tetap melanjutkan tradisi tersebut. "Monuntul harus dilaksanakan agar budaya ini terus berlanjut turun-temurun," ungkapnya.

Katanya, pembuatan lampu hias tersebut bisa dikreasikan dengan bentuk lain. "Dulu karena belum ada listrik, masyarakat mau ke masjid saat subuh, gelap. Jadi masyarakat memasang lampu di depan rumah, lama kelamaan sudah menjadi tradisi," tegasnya.

Tetapi secara rohani kegiatan monuntul mengajarkan dan mengingatkan umat muslim agar terus memelihara hati seterang lampu tersebut. "Diharapkan hati harus terang baik saat idul fitri maupun sebelas bulan kemudian," ucapnya. (Tribun Manado/Aldi Ponge)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved