Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Donor Darah Jadi Gaya Hidup, David Bujuk Napi Mendonor

Donor darah telah menjadi gaya hidup sejumlah warga Sulut. Seperti kebiasaan nonton bioskop.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
TRIBUNMANADO/HANDHIKA DAWANGI
Polisi turut donor darah dalam rangkaian acara dies natalis Akbid Bunda Kotamobagu, Kamis (4/6/2015). 

Laporan Wartawan Tribun ManadoArthur Rompis

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Donor darah telah menjadi gaya hidup sejumlah warga Sulut. Seperti kebiasaan nonton bioskop, para pendonor ini mendonorkan darah sebulan sekali, dua kali atau dua minggu sekali. Beberapa pendonor mengaku kecanduan, hingga merasa "hilang" jika absen mendonor.

Para pendonor berasal dari sejumlah kalangan, dari ASN, TNI/Polri, pegawai swasta hingga siswa. Di belakang para pendonor ini, ada seseorang yang bertugas memberi motivasi. Tugas mereka adalah mendorong orang untuk mendonor serta menjaga minat mereka untuk mendonor.

Sebuah tugas yang maha berat. Seperti yang dilakoni oleh David Tuera. Pria yang sehari - harinya bertugas di kanwil Kamenkumham Sulut ini punya andil besar pada tumbuhnya budaya mendonor di kalangan kanwil Kemenkumham.

Tiga bulan sekali, donor darah dilakukan seluruh pegawai kemenkumham, lapas serta imigrasi. Belakangan turut seluruh narapidana di lapas."Para napi juga aktif mendonorkan darah," kata dia.

Dikatakannya, tak mudah membujuk seseorang, apalagi napi untuk mendonorkan darahnya. Pada awalnya ia mengalami kesulitan. "Mereka umumnya skeptis," kata dia.

David tak menyerah. Ia menggunakan pendekatan keagamaan. Kepada Napi, David mengatakan, inilah saat para napi berbuat kebajikan. "Apalagi ada aturan napi yang empat kali mendonorkan darahnya dalam setahun akan mendapat sebulan remisi," kata dia.

Dari "dipaksa" para napi ini belakangan jadi senang mendonor. Beberapa diantara mereka mengaku merasa sehat usai mendonor. Ada pula yang mengaku alami ketenangan batin usai mendonor.

"Mereka merasakan perbedaan, memang mendonor menjadikan tubih sehat karena memungkinkan terjadinya pergantian darah," kata dia.

David mengaku terdorong untuk memotivasi orang mendorong karena manfaatnya terhadap kesehatan.
Dia seorang dokter. "Saya ingin mendorong hidup sehat," kata dia.

Dengan prestasinya itu, ia diganjar penghargaan pada peringatan hari donor sedunia di Mantos, Selasa (14/6). Wagub Sulut Steven Kandouw yang juga ketua PMI Sulut menyerahkan langsung piagam penghargaan sebagai motivator pendonor darah. Namun ia belum puas. "Saya ingin menjangkau lebih banyak napi lagi," kata dia.

Samsul Lasehi Mahasiswa IAIN juga aktif sebagai motivator. Ia membangkitkan kegiatan mendonor di kampus itu. Uniknya, dia sendiri belum pernah mendonor. "Darah saya belum memenuhi syarat," kata dia.

Faktor pendorongnya mendonor, kata dia, adalah alasan agama. Disebutnya ada ayat dalam Alquran yang menyatakan mendonor adalah kegiatan mulia. "Saya ingin menjalankan perintah agama," kata dia.

Di awal gerakannya, Samsul mengaku kesulitan menggaet pendonor. Banyak mahasiswa, utamanya perempuan, takut.
"Ada yang katakan mendonor bakal habis darah," kata dia.

Untuk mengatasi hal itu, Samsul menggunakan ayat Alquran itu. Metode itu ampuh. Banyak yang tergerak. "Ada yang sampai meneteskan air mata," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved