Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Indonesian Youth Day

Penatua Ikut Angkat Salib Orang Muda Katolik

Orang Muda Katolik (OMK) Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen benar-benar memaknai Hari Raya Tritunggal Maha Kudus

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
ISTIMEWA
Meski sempat diguyur hujan, euforia ratusan pasang mata yang menyaksikan datangnya salib tidak berkurang. Tarian Maengket, Kabasaran, Papua, Maluku Tenggara, Lilieya, Tepianola, dan berbagai atraksi lainnya ditampilkan oleh OMK, umat, anak anak bahkan di antaranya mereka yang lanjut usia. 

Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus

TRIBUNMANADO.CO.ID-Orang Muda Katolik (OMK) Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen benar-benar memaknai Hari Raya Tritunggal Maha Kudus, Minggu (22/5). Salib Indonesian Youth Day (IYD) atau hari OMK se-Indonesia Keuskupan Manado menyinggahi semua gereja-gereja Protestan di paroki itu. Bahkan, kegiatan dalam bentuk napak tilas itu sudah dimulai dari Santo Antonius Padua Wailan, stasi pertama yang menerima salib dari Paroki Antonius Padua Tara-Tara

Dikatakan Ketua OMK Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen Milan Polii, salib pada mulanya diterima di jembatan lingkar Timur Tomohon dari stasi Santo Paulus Tinoor. Salib menyinggahi Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Bait-El Kakaskasen 1

"Pendeta yang angkat salib lalu menyerahkannya kepada penatua pemuda dan remaja. Bersama-sama teman pemuda GMIM, kami berarak ke GMIM berikutnya," ujarnya.

Di Jemaat GMIM Pniel kata Milan, salib bukan hanya disambut pendeta dan penatua pemuda. Semua pelayan khusus (pelsus) hadir.

"Saat salib dipegang mereka, kami mengucapkan kalimat 'kami menyembah dikau ya Tuhan sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menyelamatkan dunia'. Kami berlutut di depan salib," katanya.

Fakta lain yang unik ujarnya salib disambut tarian rebana jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Saat akan masuk di depan gereja "Seribu Salib", semua yang hadir membentuk lingkaran dan menyalakan lilin termasuk pastor paroki Johanis Pinontoan (vikaris episkopalis atau wakil uskup Kevikepan Tomohon) dan para pendeta.

"Kami menyanyikan lagu "Hidup Rukun dan Damai. Lagu yang dimulai kata-kata "Alangkah Bahagianya" karya Pastor Marsel Rarun MSC," ujarnya.

Salib itu diarak di pusat paroki Kakaskasen dengan area sakral berupa aluminium panjang yang di beri kain. Pukul 14.00, salib diarak dengan mengundang pula para lurah se Kakaskasen Raya dan kepala kepolisian sektor Bartolomeus Dambi.

"Saat nampak Tilas ada kabasaran, kendaraan napak tilas, misdinar, lilin salib, dan nyong noni paroki (empat pasang). Di belakangnya ada pemegang baliho nama paroki, dan pemegang salib yang dikelilingi empat orang pemegang area sakral," katanya.

Di belakang salib kata Milan ada dirinya dan ketua OMK Regio. Setelah itu ada ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP), pastor paroki, undangan, ketua-ketua regio umat dan ketua-ketua wilayah rohani.

"Setelah itu ada pengusung arca Bunda Maria, para pemuda. Kemudian ditutup OMK dan umat," katanya.

Konsep napak tilas katanya juga dibuat saat salib dibawa dari Stasi Kebangkitan Kristus Kinilow ke stasi Tinoor Sabtu (21/5). Juga saat salib dibawa dari
Wailan ke Tinoor, Jumat (20/5)

Bagi Milan, salib itu salib toleransi. Karena itu melibatkan semua denominasi.

"Pas juga saat salib di pusat paroki saat Hari Raya Tritunggal Maha Kudus. Saya kita ini jadi momen Allah turun, bersemayam, hadir untuk torang untuk semua orang karena dari namanya Indonesian Youth Day, ini hari untuk semua anak muda," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved