"Aku Tidak Membunuhnya, tapi Membebaskannya dari Sengsara"
Kalau aku membunuh, akan kulakukan dengan cara mengiris tenggorokannya, bukan dengan menikam.
Jika Anda menepukkan tangan di belakang telinga seseorang, orang itu akan kaget.
Mungkin, bahkan saking kagetnya, tangannya akan berkeringat. Hal ini tidak akan terjadi pada seorang psikopat. Reaksi yang Anda terima akan datar.
Seorang psikopat, sangat jarang mengalami tangan berkeringat karena stres, takut, atau grogi.
Sekarang bayangkan, jika Anda tidak pernah takut, marah atau sedih - bagaimana Anda bisa berempati pada kemarahan, ketakutan dan kesedihan orang lain?
Empati adalah bagian dari perkembangan moral yang normal. Waktu kita kecil, kita diajarkan untuk tidak menyakiti makhluk hidup. Itu menumbuhkan rasa empati dalam diri kita.
Ketika kita menyakiti seseorang atau sesuatu, rasa sakit orang atau sesuatu itu akan membuat kita menyesal.
Mengapa kita harus menyakitinya? Sebaliknya, menjadi seorang penolong, akan membuat kita bahagia.
Empati ini mungkin tidak akan Anda lihat pada seorang psikopat.
Emosi psikopat bukan emosi spontan
Christian Keysers Ph.D., kepala laboratorium Netherlands Institute for Neuroscience dan tim mengadakan penelitian selama dua dekade untuk membuktikan, apakah memang benar psikopat tidak memiliki empati.
Tim membawa 21 terpidana psikopat pelaku kekerasan untuk melakukan scan otak.
Setiap pasien ditunjukkan adegan film yang memperlihatkan orang-orang menyakiti satu sama lain sementara aktivitas otak mereka diukur dengan menggunakan fMRI.
Pertama, pasien hanya diberitahu untuk menonton film dengan hati-hati. Kemudian, Harma Meffert, mahasiswa doktoral yang terlibat dalam penelitian pergi ke ruang scanner dan memukul tangan para psikopat untuk melokalisasi daerah otak yang mengatur reaksi atas sentuhan dan rasa sakit.
Peneliti melakukan hal yang sama terhadap 26 relawan pria nonpsikopat, yang berusia dan ber-IQ sama dengan para psikopat.
Hasil penelitian, yang sudah diterbitkan dalam jurnal Brain, menunjukkan bahwa aktivasi motorik, somatosensori dan daerah otak yang mengatur emosi, jauh lebih rendah pada pasien dengan psikopati dibandingkan subjek normal. Sampai di sini, teori yang menyebutkan bahwa psikopat kurang atau tidak punya emosi, nampaknya benar.