Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Setahun Menghilang, Remaja Manado Ini Ikut Gafatar, "Pulang Nak! Mama Dan Papa Tiap Malam Menangis"

"Saya sulit tidur, setiap malam menangis Ingat anak saya yang setahun tak pulang."

Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUN MANADO/VALDY SUAK
Maria Lahengko menangis mengingat anaknya yang sudah pergi setahun dari rumah 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - ‎Oktafine Dorkas Silangen (15) warga Kelurahan Ranomuut, Lingkungan II, Kecamatan Pal 2 dikabarkan hilang sejak 12 Desember 2014 dan diduga ikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Senin, (25/01) Sarlis Silangen ayah dari Oktafine datang menyambangi Polresta Manado untuk memberitahukan bahwa anaknya hilang ikut Gafatar.

gafatar

"Saya baru yakin anak saya ikut Gafatar saat saya lihat di TV anak saya ada di pengungsian Gafatar di salah satu daerah," katanya. Hal itu semakin ia yakin saat tetangganya juga melihat anaknya lewat TV.

Saat Tribun Manado menyambangi rumahnya, Selvi Ngantung tetangga Sarlis juga mengiyakan bahwa ia sempat lihat Oktafine di TV.

"Saya bahkan sempat teriak saat lihat Ine (panggilan akrab Oktafine," katanya.

Sementara itu Maria Lahengko ibu dari Oktafine tak henti-hentinya menangis, terlihat ia sangat merindukan anak satu-satunya itu. Kelopak matanya terlihat merah, di bawah matanya juga tampak menghitam.

"Saya sulit tidur, setiap malam menangis Ingat anak saya yang setahun tak pulang," katanya.

Saat berbincang ia bahkan terlihat sangat sedih, terus menerus ia menangis bahkan suaranya sesekali terhenti karena tak mampu menahan kesedihan.

Dengan memeluk foto sang anak, ia menceritakan awal dimana ia berpisah dengan anaknya. Saat hendak meninggalkan rumah, Oktafine tak memberi tanda apapun.

"Baju saja tak ada yang dia bawa, saat terakhir saya lihat ia hanya keluar pakai baju biasa sambil bawa HP tak ada lainnya. Ade (Oktafine) juga hanya bilang mau pergi ke rumah temannya," terangnya.

Hal yang membuat tangisnya semakin pecah, saat mengingat hal yang dilakukan sang anak sebelum pergi.

"Ia sempat menyuapkan sepotong kue kepada saya bersama suami saya sambil bilang kalau dia sayang pada kami," katanya sambil menangis.

Seminggu sebelum anaknya hilang ia juga mengaku sempat ditunjukan formulir pendaftaran masuk Gafatar.

"Dia bilang sama saya, Ma ini bagus mereka (Gafatar) selalu buat sosialisasi dan baik sebaiknya kita ikut," katanya menirukan perkataan sang anak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved