Satu Keluarga Kok 24 Pemilih
Banyak hal yang perlu diperbaiki agar Pilwako tunda tetap berkualitas. Weku pun menyoroti kisruh DPT Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Jadwal pemungutan suara Pilwako Manado masih belum ada titik terang. Semua masih kabur.
Seperti diwartakan, Pilwako Manado 2015 ditunda menyusul dikabulkannya gugatan pasangan Jimmy Rimba Rogi-Boby Daud oleh PT TUN Makassar dalam putusan selanya, sehari sebelum coblosan 9 Desember 2015.
Tiga pasangan lainnya, yakni Harley Mangindaan-Jemmy Asiku, GS Vicky Lumentut-Mor Bastian dan Hanny Joost Pajouw-Tonny Rawung pun menginginkan pasangan Imba-Boby ikut dalam Pilwako Manado.
Dan semua calon juga menginginkan Pilwako Manado digelar pada 2015, bukan ditunda hingga Pilkada serentak 2017 mendatang.
Bahkan pasangan Ai-JA yang diusung koalisi Gerindra dan Hanura menyatakan ingin Pilwako Manado secepatnya digelar.
"Kapan pun kita siap," kata Frangky Weku, Ketua Team Hukum Ai-JA dalam jumpa pers Minggu (14/12) di Megamas, Manado.
Namun demikian, dikatakan Weku, banyak hal yang perlu diperbaiki agar Pilwako tunda tetap berkualitas. Weku pun menyoroti kisruh DPT Manado.
"Kami mendapati 1.881 nama dalam DPT yang bermasalah, ada mahasiswa Papua yang memilih di Manado, ada pula satu keluarga terdiri dari 24 pemilih dan setelah kami cek ternyata hanya 3 saja. Ini data valid, kemungkinan besar akan bertambah," kata dia.
Dari penyelidikan timnya, beber Weku, didapati sejumlah modus di antaranya penggandaan nama, manipulasi NIK serta produksi KTP baru.
"Ada pula pergantian nama-nama lama yang pernah ikut dalam Pilpres 2014 dengan nama baru yang diragukan identitasnya," kata dia.
Weku menduga pelaku kisruh DPT tersebut melibatkan aparat pemerintah. Untuk itu, dia meminta Penjabat Wali Kota Manado, Roy Roring untuk menegur aparatnya yang terlibat politik praktis. "Kami percaya Pak Wali bisa bertindak bijaksana," ujar dia.
Weku mengaku telah melaporkan temuan itu ke Panwaslu Manado.
Senada, Cawali Hanny Joost Pajouw atau yang akrab disapa HJP ketika dihubungi Tribun Manado via ponsel Minggu sore menyatakan, dirinya siap kapan saja Pilwako digelar.
"Sesungguhnya saya sangat siap pada 9 Desember lalu, namun batal. Saya aminkan, ada maksud Tuhan yang indah di balik pembatalan ini," kata dia.