Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mahasiswa PMII Bersitegang Dengan Anggota DPRD Kotamobagu

Persimpangan Kampus Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) pengendara dihebohkan dengan aksi mahasiswa.

Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
TRIBUNMANADO/HANDHIKA DAWANGI

Laporan wartawan Tribun Manado Handhika Dawangi

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU-  Usai upacara peringatan sumpah pemuda dilaksanakan di Lapangan Kotamobagu. Persimpangan Kampus Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) pengendara dihebohkan dengan aksi mahasiswa.

Mahasiswa tersebut tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bolmong. Dengan membawa spanduk berukuran tiga meter bertulisan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dibawahnya APBD untuk rakyat, mereka berjalan dari kampus UDK membentuk barisan di Tugu yang ada jam tersebut.

Satu persatu mereka berorasi menyampaikan aspirasi mereka didepan umum. "Kami dari Mahasiswa PMII turun ke jalan ingin menyampaikan aspirasi rakyat dimana pemerintahan Jokowi tidak ada perubahan. Penderitaan masyarakat malahan lebih bertambah, seakan-akan rakyat ditindas. Pemerintah tidak memandang rakyat kecil, mereka mementingkan kepentingan pribadi, mementingkan kantongnya sendiri. Satu contoh saja misalnya rupiah semakin melemah," ujar Koordinator Lapangan Ilham Paputungan.

Dalam orasinya ia berharap Presiden Jokowi segera mendengar aspirasi masyarakat dan memikirkan kedepannya agar lebih baik. "Jika tidak sebaiknya mundur," ungkap Ilham.

Selain berorasi mereka juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan serta membagikan selebaran menuntut satu tahun kepemimpinan Jokowi- JK. Berikut isi tuntutannya.

Meninjau ulang proyek infrastruktur yang berasal dari dana pinjaman luar negeri, stabilkan nilai tukar rupiah, mendesak kepada kepemerintahan Jokowi-JK agar memutuskan hubungan dengan luar negeri yaitu Amerika Serikat terkait dengan pengaruh IMF dalam system ekonomi politik dan budaya, percepatan serapan APBN, tolak impor pangan, wujudkan kedamaian umat beragama, usut tuntas kasus tolikara, dan aceh singki, top perpanjangan kontrak freeport, dan Hukum berat pelaku kekerasan terhadap anak.

Disamping tuntutan nasional, dalam konteks lokal juga mereka meminta pemerintah Kotamobagu agar transparansi APBD untuk rakyat, usut tuntas SPPD fiktif, dan RAPBD satu persen untuk beasiswa mahasiswa tidak mampu dan berprestasi.

Setelah sekitar 45 menit berorasi di simpang empat UDK. Mereka kemudian berjalan menuju gedung DPRD Kotamobagu. Sempat dihalau Pol PP, namun akhirnya bisa masuk. Di depan Kantor DPRD mereka diterima oleh
Ketua DPRD Ahmad Sabir, dan Anggota DPRD Ishak Sugeha.

Beberapa penyampaian pun disampaikan semua tuntutan di support. Hanya satu tuntutan yang menjadi perdebatan antara keduanya.

Mahasiswa PMII meminta agar DPRD dapat memberikan draft APBD 2015 dan APBDP 2015. Namun sempat dikatakan silahkan minta saja ke Pemerintah Kota, hal itu tidak diterima mahasiswa. "Jangan buat kami kesana kemari. Kami tahu disini juga ada draft APBD tersebut. Kalau tidak kerja apa kalian disini," ujar seorang mahasiswa.

Setelah berdebat sekitar satu jam akhirnya Ketua DPRD menyuruh staffnya untuk memberikan Draft APBD 2015 yang belum disahkan. Hal itu juga tidak diterima mahasiswa. "Kalau untuk yang sudah disahkan itu ada di Pemerintah Kotamobagu silahkan kesana," ujar Ishak Sugeha.

Mahasiswa meminta agar mereka ditemani ke kantor wali kota, namun terjadi perdebatan sekitar 20 menit. Ahmad Sabir dan Ishak Sugeha pun langsung menutup pembicaraan dan masuk ke dalam.
Hal itu memancing reaksi mahasiswa PMII. Mereka pun berteriak dengan keras inalilahiwainalilahi rojiun. "Kami mengganggap DPR hari ini telah mati. Ya Allah semoga orang-orang yang telah ingkar janji pada kampanyenya akan diperpanjang dalam neraka. Amiin," ujar mahasiswa serentak.

Mereka kemudian bergerak menuju Kantor Wali Kota. Disana puluhan anggota Sat Pol PP menghadang mereka di depan pintu gerbang. Sempat terjadi bersitegang antara Pol PP dan mahasiswa. Karena yang diperbolehkan masuk hanya perwakilan.

Mahasiswa mengatakan tidak ada perwakilan yang bertanggung jawab adalah mereka semua.
Tak lama kemudian, Sekertaris Daerah (Sekda) Tahlis Gallang turun menemui para mahasiswa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved