Penjabat Gubernur Sulut Sentil Pentingnya Pengkaderan Mahasiswa

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Meyakini begitu stategisnya posisi kader nasional dalam rangka mengawal proses pembangunan bangsa dan negara tercinta Republik Indonesia, Penjabat Gubernur Sulawesi Utara, Soni Sumarsono mendorong Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) sebagai wadah penggemblengan kader nasionalis, untuk giat melakukan kegiatan pengkaderan bagi mahasiswa selaku agen perubahan.

Dorongan itu disampaikan Sumarsono di hadapan para pengurus dan anggota Persatuan Alumni (PA GMNI) Sulut, yang hadir dalam kegiatan konsolidasi di Puncak Manado Restoran, Minggu (11/10) malam.

Kaderisasi kata Bung Somarsono amatlah penting dalam rangka menggerakan lokomotif organisasi, termasuk menjaga dan mengawal idiologi yang digali oleh sang proklamator kemerdekaan, Bung Karno.

Menurut pejabat yang juga sebagai alumni GMNI ini, bahwa kaderisasi wajib dilakukan secara simultan dari setiap generasi, agar posisi strategis di lembaga pemerintahan maupun swasta di negara ini, dimulai dari pusat hingga daerah dapat diisi oleh kader-kader Nasionalis.

"Akibat dari kekurangan kader di level nasional, kader GMNI yang didudukan di posisi strategis di pemerintahan maupun BUMN sangat kurang," ungkapnya.

Tak hanya membicarakan soal organisasi, Dirjen Otonomi Daerah (Otda) ini juga ikut menyentil beberapa hal terkait tugas dan fungsinya sebagai Dirjen sekaligus penjabat gubernur, antara lain mengenai pemekaran Empat calon Daerah Otonomo Baru (DOB) di Sulut (Provinsi Bolmong Raya, Kota Langowan, Kota Tahuna dan Kabupaten Kepulauan Talaud Selatan.

Seperti yang sering dia sampaikan dalam setiap momen sambutan, bahwa realisasi atau peresmian Empar DOB tersebut dapat dipastikan terlaksana tahun 2016.

"Selaku dirjen, saya sudah ketemu Komisi II DPR RI dan puji Tuhan.. Alhamdulilah.., untuk Empat DOB di Sulut tidak lagi diutak-atik dan lanjut ke tahap berikut, dan insyaallah tahun depan di ujung Sulawesi bagian utara ini akan ada provinsi baru, yakni BMR," ungkapnya disambut tepuk tangan peserta diskusi.

Sementara itu ketua PA GMNI Sulut yang juga selaku Bupati Minahasa Tenggara (Mitra), James Sumendap dalam sambutannya, ikut mengapresiasi kebijakan pemerintah provinsi, yang sejak dipimpin oleh Gubernur Sinyo Harry Sarundajang (SHS) yang juga alumni GMNI, tetap memberi kesempatan kepada alumni GMNI lainnya untuk menduduki jabatan-jabatan di lingkup pemerintahan provinsi.

"Meskipun saya akui belum semuanya, bahkan ada rekan alumni yang awalnya diberi kesempatan menduduki jabatan kepala badan, sekarang hanya jadi kepala kantor. Hal seperti ini diharapkan bisa jadi perhatian pak gubernur, tapi kami juga mengapresiasi perhatian bapak gubernur atas kepercayaan kepada kader nasionalis alumni GMNI Rudi Mokoginta yang telah dilantik jadi penjabat Bupati Boltim," tuturnya.

Mengenai program organisasi, JS sapaan akrab sosok pemimpin vokal ini, berjanji akan mengadakan sekretariat PA GMNI bersama Korda dan Cabang GMNI Manado sebagaimana yang sudah diusulkan oleh sejumlah alumni. JS akan mewujudkan harapan para alumni untuk memiliki Rumah Besar kaum Marhaenis.

"Saya sudah perintahkan beberapa teman untuk mencari lokasi yang strategis, kalau bisa tidak kontrak, tapi kita beli," tegasnya.

Moment konsolidasi yang domoderatori oleh Bung Elias Pangkey ikut digunakan oleh para alumni GMNI Sulut lintas generasi, untuk memberikan kritik maupun masukan kepada pengurus PA dan penjabat Gubernur.

Sejumlah pemikiran dari beberapa alumni turut disampaikan kepada Sumarsono, agar dalam memimpin Sulut selama beberapa bulan kedepan bisa lancar dan sukses. (Tribun Manado/Susanto Amisan)